Orang yang belajar kajian tertentu, tersedia teori yang menyebutkan bahwa tampilan depan dan belakang tidak selalu sama. Orang-orang yang berdiri di depan, dan mengeluarkan banyak kebijakan, tidak selalu berdasarkan dari apa yang dipikirkan. Ada orang yang disokong oleh kekuatan yang tidak tampak, berada di belakangnya. Untuk konteks yang jahil, orang-orang yang tampil di depan, sering hanya sebagai tampilan saja, yang sesungguhnya hanya untuk menjalankan kepentingan dari mereka yang bersembunyi di belakang. Tidak sedikit orang yang tidak mau tampil ke depan bersama-sama, namun mengambil manfaat dominan dari persembunyiannya di belakang layar.
Realitas ini berbeda dengan orang-orang yang selalu berada di belakang layar. Ada sebagian yang bergiat dan menentukan kesuksesan orang lain. Orang yang sudah meneguhkan hidupnya untuk menghasilkan sesuatu yang baik, disokong oleh orang-orang baik di belakang layar. Hal-hal besar yang dilahirkan, tidak selalu karena mereka yang ada di depan, melainkan turut ditentukan oleh mereka yang di belakang. Seperti sebuah permainan sandiwara, keberhasilan dalam menjalankan semua tokoh yang sudah ditentukan, turut diatur secara apik oleh mereka yang di belakang tersebut. Banyak orang yang membuat banyak keberhasilan orang lain, justru tidak dikenal publik. Orang mengira semua berdasarkan andil orang depan saja.
Kehidupan sering dianggap sebagai sandiwara dalam arti luas. Ternyata model orang depan dan orang belakang juga berlaku dalam ruang politik. Berbagai kebijakan politik tidak selalu diambil oleh mereka yang memegang jabatan tertentu untuk kepentingan orang banyak. Ada yang menggunakan alasan orang banyak, padahal ada yang mendompleng di tengah jalan. Dalam kehidupan politik disebut sebagai penumpang gelap. Orang yang naik tiba-tiba di tengah jalan, namun tidak diketahui dari mana asal-muasalanya. Dalam kehidupan nyata, hal demikian juga terjadi. Bahkan lebih jauh, orang-orang yang melakukan sesuatu dengan menggunakan mulut dan tangan orang lain.
Tidak terlepas dari apa yang tergambar di atas, berbagai hal bisa ditentukan juga oleh pembisik. Mereka yang memiliki kekuasaan politik, tidak jarang disokong oleh orang-orang yang dipercaya. Apapun yang dibisikkan oleh orang tersebut, akan ditampung sebagai hal yang akan dilaksanakan. Pembisik ini ada yang dikenal dan bisa ditebak, dan ada juga yang sama sekali tidak dikenal –kecuali orang-orang tertentu yang dekat dengan lingkaran mereka. Pembisik ini turut menentukan kemana kendaraan akan dikemudikan. Tidak jarang pembisik ini yang membuat arah dan tujuan sering berubah hingga tak tentu arah. Pembisik yang jahil akan membisikkan sesuatu yang merugikan. Sebaliknya mereka yang baik, berusaha akan memberi masukan untuk hal-hal yang menguntungkan bagi orang banyak. Sayangnya pilihan untuk baik atau jahil, turut ditentukan oleh bagaimana mereka bisa menyalurkan kepentingan pribadi di dalamnya.