Petaka Tumpuk

Seorang senior saya, mengingatkan agar saya berhati-hati jika terkait dengan persaingan tumpuk. Sejumlah orang yang saya kenal, rela kehilangan akal sehat saat berhadapan dengan kebutuhan yang satu ini. Tidak terhitung orang yang menggadai idealismenya hanya …

Seorang senior saya, mengingatkan agar saya berhati-hati jika terkait dengan persaingan tumpuk. Sejumlah orang yang saya kenal, rela kehilangan akal sehat saat berhadapan dengan kebutuhan yang satu ini. Tidak terhitung orang yang menggadai idealismenya hanya untuk mendapat bagian. Orang-orang yang dulu sangat keras sata berbicara terkait idealisme, tiba-tiba menjadi pecundang yang turut terlibat dalam perebutan bagian. Alasan sederhana karena dalam hidup butuh pendapatan untuk dapat menjalani dengan normal. Berbagai kebutuhan dipenuhi dengan cara-cara yang tidak sehat, bahkan mengingkari apa yang pernah dilakukan dalam hidupnya.

Idealisme merujuk pada tipe orang-orang yang ideal. Bagi kami dulu, saat menjadi mahasiswa, idealisme digambarkan sebagai orang yang mampu menahan diri dari hal-hal yang bukan haknya. Orang-orang yang ideal, digambarkan mampu hidup dengan apa yang dimilikinya. Tidak akan mengejar hal-hal yang akan membuatnya berubah arah. Orang yang ideal bukan tidak membutuhkan pendapatan, melainkan pendapatannya diperoleh dengan cara yang ideal. Tidak melakukan apapun hanya untuk mendapat setumpuk materi, apalagi dengan menggadai mentalitas yang sudah dibangun bersama hidup dan kehidupannya. Orang-orang ideal ini tidak dimiliki semua orang. Mereka yang berasal dari sejarah yang sama, aktivitas yang sama, sering berbeda langkah saat digoda oleh berbagai kebutuhan hidup.

Apakah ideal itu sebagai pilihan? Mereka yang masih muda dan menggebu-gebu, akan menganggap jalan ini paling ideal untuk meluruskan apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Berbagai fenomena hanya mungkin diluruskan dengan menempatkan orang-orang yang mampu memisahkan kebutuhan dengan keinginan. Orang tidak akan berusaha mendapatkan sesuatu yang tidak mampu dijangkauinya. Cara menjangkau tersedia. Seorang yang berposisi penting, tetap ada peluang untuk mendapatkan ada yang diinginkan, terutama dengan memanfaatkan jalur belakang. Jalur ini tentu saja tidak halal –atau paling tidak dianggap sebagai syubhat. Ketika berada pada posisi penting ini, orang sering tidak mampu melawan godaan.

Inilah yang dimaksudkan dengan ideal. Orang-orang yang dianggap bermental paripurna dalam hal memisahkan mana yang hak dan bukan. Orang mampu menggunakan akal sehat saat berhadapan dengan sumber pendapatan yang tidak halal. Peluang untuk mendapatkan sesuatu, tidak menghijaukan mata dan mengubah sesuatu yang tidak boleh menjadi boleh. Mengapa orang muda yang dibayangkan mampu melakukan hal itu? Mereka dianggap tidak banyak kebutuhan. Sehingga mampu melawan berbagai godaan yang menganggu. Orang-orang yang sudah berkeluarga, dihinggapi dengan godaan memenuhi berbagai kebutuhan yang dianggap sebagai tidak bisa bisa dihindari. Orang sering bersaing bahkan untuk mendapatkan sesuatu yang halal. Bahkan orang rela persahabatannya terganggu saat berhadapan dengan persaingan semacam ini. Jadi untuk mendapatkan sesuatu yang tidak halal, bukan berarti dilalui dengan jalan mudah. Sayangnya, orang ternyata juga menempuhnya.

Leave a Comment