Berjuang Menghilangkan Sampah

Satu debat lama dengan rasa baru, kembali hadir akhir-akhir ini. Soal pengganti plastik. Pengurangan penggunaan plastik berorientasi pada kemampuan bumi menerima plastik. Hal lain, karena penggunaannya yang sudah demikian massif. Sebagai alat yang memudahkan kehidupan …

Satu debat lama dengan rasa baru, kembali hadir akhir-akhir ini. Soal pengganti plastik. Pengurangan penggunaan plastik berorientasi pada kemampuan bumi menerima plastik. Hal lain, karena penggunaannya yang sudah demikian massif. Sebagai alat yang memudahkan kehidupan manusia, keberadaan plastik dianggap sudah melebihi ambang batas. Dengan jumlah plastik yang tidak terkontrol, akan menyebabkan lingkungan kehilangan kendali. Menertibkan penggunaan plastik dianggap bisa dijadikan kebijakan, dalam rangka mencapai kualitas lingkungan yang diharapkan. Langkah penanganan plastik dianggap mendesak, karena tingkat massif penggunaannya. Jika tidak segera ditangani, maka jumlah penggunaannya semakin tidak terkendali.

Kebijakan yang terkait dengan plastik, setidaknya ada dua. Kebijakan bisa mengarahkan menggunaan bahan lain yang tidak berdasar plastik. Sejumlah media lain dilirik, yang jika ditilik mendalam, juga ada risikonya. Penggunaan kertas, misalnya sebagai pengganti plastik, bukan tanpa risiko. Plastik sebagai bahan dan media pengganti plastik, di satu sisi dianggap ramah lingkungan karena proses daur ulang yang mudah. Sedangkan di sisi lain, kertas menggunakan kayu yang lebih parah lagi ekses yang akan diterima. Dengan produksi kertas yang tidak terkendali, berdampak pada penggunaan kayu secara tidak terkendali pula. Pada posisi ini, risiko terhadap lingkungan tidak kalah besarnya dengan penggunaan plastik.

Kebijakan lain yang pernah dilakukan, terutama oleh mereka yang memiliki pasar swalayan, adalah dengan menyediakan plastik yang berbayar. Mereka yang mau menggunakan plastik, harus membayar lebih. Masalahnya pengutipan dana yang demikian, apalagi dengan mengatasnamakan lingkungan, juga tidak terkontrol. Justru kebijakan model ini akan membuat keuntungan berlipat pada pemilik perusahaan. Pola seperti ini, lebih jauh juga tidak terlalu berdampak positif bagi penyelamatan lingkungan. Mentalitas yang memakai plastik, tidak mudah berubah hanya karena plastik harus berbayar. Mereka dengan mudah bisa mengakses, apalagi dengan harganya yang tidak terlalu mahal. Apalagi jika perusahaan memanipulasi jual plastik itu digunakan untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan lingkungan.

Satu solusi yang pernah dilakukan oleh orang tua kita dulu, adalah penggunaan media yang bisa dibersihkan. Penggunaan tas tertentu untuk membantu mengurangi plastik. Keranjang yang dibawa dari rumah setiap berbelanja. Atau menggunakan media daun tertentu untuk mengganti plastik. Semuanya tentu memiliki risiko masing-masing. Jika melirik maksud pembuatan kantong plastik sendiri, pada awalnya juga ingin mengurangi risiko kerusakan lingkungan. Kantong plastik dimaksudkan sebagai bahan yang bisa dipakai berulang kali dan orang dengan mudah melipat dan membawa kemana saja. Masalahnya ketika plastik diproduksi massal, dengan tingkat penggunaan sekali atau beberapa kali saja, produk plastik sudah tidak lagi seperti tujuan awal. Semua pada dasarnya untuk membantu kehidupan manusia, agar mereka lebih mudah, walau manusia tidak menyadarinya dengan mencoba berpikir dan memilih yang rendah risiko terhadap lingkungan.

Leave a Comment