Akhlak

Akhlak itu sangat penting bagi kehidupan manusia. Kemuliaan akhlak bisa mengubah pandangan orang terhadap sesuatu. Dengan akhlak pula banyak mengubah posisi orang dari dibenci menjadi mulia, dari tidak dihargai menjadi sangat berharga. Kemuliaan akhlak ini …

Akhlak itu sangat penting bagi kehidupan manusia. Kemuliaan akhlak bisa mengubah pandangan orang terhadap sesuatu. Dengan akhlak pula banyak mengubah posisi orang dari dibenci menjadi mulia, dari tidak dihargai menjadi sangat berharga.

Kemuliaan akhlak ini sudah lama dicontohkan Nabi Muhammad. Di sudut kota Mekkah, 14 abad yang lalu, ada seorang perempuan tua yang buta yang sangat membenci Rasul. Kepada setiap kafilah yang datang, ia berteriak agar mereka tidak dekat dengan yang namanya Muhammad bin Abdullah. Sambil duduk, tiap saat tidak sepi dari menghujat. Itulah yang dilakukannya. Akan tetapi yang dilakukan Rasul berbeda. Muhammad dengan setia mendengar apa yang dihujat perempuan tua itu. Setiap waktu makan, Rasul sambil menghancurkan dan melemaskan, dibulat-bulatkan sambil disuapi roti ke mulut sang perempuan tua. Pada saat demikian, sang perempuan juga tidak sepi dari menghujat.

Posisi ini, setelah Rasul wafat, digantikan oleh Abubakar. Sang perempuan tua merasa ada sesuatu yang beda. Gumpalan dan kelembutan roti, berbeda. Ia bisa merasakan tidak sama. Abubakar tahu perempuan itu menghujat Rasul. Suatu kali, Abubakar memberitahukan bahwa orang yang menyuapinya adalah Rasul yang selama ia hujat. Dan yang senantiasi menyuapinya telah tiada. Perempuan tadi langsung berubah pikiran.

Kejadian demikian banyak dialami oleh orang-orang yang mengikuti kerasulan Muhammad pada awal hijriah. Orang-orang yang awalnya ingin menghancurkan Muhammad, kemudian ketika sudah berjumpa, kisahnya menjadi terbalik. Dengan kelembutan akhlak bisa mengubah banyak orang. Orang-orang yang keras kepala tiba-tiba menjadi pejuang yang luar biasa. Kisah Umar sebagai seorang yang sangat benci kepada Muhammad, setelah berjumpa menjadi salah satu sahabat yang paling dekat.

Model begini sudah jarang dipraktikkan orang. Orang yang dipandang sebagai musuh tidak didekati untuk kemudian dijadikan kawan, namun justru makin memperbesar rasa permusuhannya. Konsep musuh ini tidak hanya terjadi dalam lingkup yang luas. Kadangkala antar sesama anggota keluarga, memiliki permusuhan hebat, dengan berbagai sebab. Seorang kakak bisa menghabiskan adiknya, dan sebaliknya, seorang adik bisa menghabiskan hidup kakaknya. Menyedihkan, karena rasa permusuhan itu kadangkala hanya disebabkan hal yang sepele: sepetak kecil sawah.

Begitu pula dalam lingkup masyarakat, rasa permusuhan yang muncul juga tidak kalah sepelenya. Seseorang yang tidak suka dengan orang lain, lalu menghadirkan permusuhan. Ironisnya permusuhan itu kadangkala disulut pula kepada orang lain. Orang yang semula hidup rukun, lalu diantuk-antuk dan diayun-ayun sehingga menghasilkan ketidakserasian dalam diri mereka. Parahnya adalah ada orang yang bisa tidur pulas setelah keadaan dalam masyarakat sudah kacau-balau. Orang yang demikian, tidak enak badan ketika tidak melihat damai dalam masyarakat. Justru ketika keadaan masyarakat berkonflik, baru merasa puas dan senang.

Rasa permusuhan kemudian merembes kepada banyak hal lain. Ia bisa dipicu oleh bagaimana seseorang membangun persepsi tentang orang yang lain. Ada orang yang tidak pernah mengenal seseorang, namun ketika mendapatkan gambaran dari orang lain, menjadikannya semakin memusuhi orang yang bersangkutan. Seperti virus, yang bersebar demikian rupa. Ia bisa tersebar secara terencana, namun tidak jarang bertebar dengan sendirinya.

Pada posisi demikian, kita sudah demikian jauh dari akhlak Muhammad, manusia pilihan yang kita yakini sebagai Rasul-Nya.

Adakah orang-orang yang kemudian melakukan kampanye pentingnya akhlak mulia dalam hidup? Akhlak yang membuat kehidupan di dunia, mulai dari arena terkecil, membangun damai dan berharap semakin banyak orang berada dalam kebaikan.

Leave a Comment