Arus

Hidup ini, dalam hal tertentu, harus dijalani apa adanya. Dalam hal yang lain, harus berusaha mencapai yang lebih. Untuk urusan hidup, harus sering melihat ke bawah, agar kita sadar masih banyak orang yang di bawah …

Hidup ini, dalam hal tertentu, harus dijalani apa adanya. Dalam hal yang lain, harus berusaha mencapai yang lebih. Untuk urusan hidup, harus sering melihat ke bawah, agar kita sadar masih banyak orang yang di bawah kita. Sebaliknya, untuk urusan persiapan akhirat, kita harus sering melihat ke atas, dengan selalu mempertanyakan mengapa orang lain bisa lebih baik dari kita.

Orang yang ingin hidup mapan, seolah harus selalu diukur dengan kelebihan materi. Orang yang menjadi patokan adalah mereka yang dipandang fisik berlebih, antara lain mobil yang mewah, rumahnya yang megah, serta pakaiannya bagus-bagus. Dengan hanya menjadikan contoh demikian, ada potensi melakukan berbagai cara untuk mencapainya.

Sementara dalam hidup, ada tuntutan lain yang seharusnya tercapai, yakni derajat hidup baik. Seharusnya dalam hal inilah orang saling berlomba, untuk mencapai hidup yang berkualitas baik dalam arti sesungguhnya. Dunia yang dipenuhi orang baik, akan menghasilkan keadaan yang baik dan membahagiakan.

Dengan keadaan demikian, tidak ada sesuatu yang patut digelisahkan. Saya mendapat satu ilmu dari dari seseorang yang tidak saya duga, saat saya kedatangan tamu jauh. Seorang mahasiswa doktoral Universiti Kebangsaan Malaysia, yang ingin mengunjungi suatu makam tokoh penting kerajaan masa lalu. Berhubung saya belum memiliki kendaraan pribadi, jalan keluar adalah main tunjuk rental. Menyewa satu kendaraan untuk sehari semalam dalam rangka menemani tamu saya itu.

Untuk memberi kenyamanan, saya menyewa mobil bersama sopirnya. Pertimbangannya sederhana. Dengan ada sopir, tanggung jawab mobil sepenuhnya tidak pada kami. Di samping itu, keuntungan lain, karena mobilitas sopir lebih tinggi, maka ia lebih mengetahui wilayah yang akan kami kunjungi, tentunya dibandingkan kami.

Alasan inilah sehingga kami menggunakan jasa sopir. Alasan pelengkap lain, adalah memperbanyak teman.

Hal lain yang penting saya ungkap, bahwa sang sopir itu, bukan orang daerah sini. Ia pendatang, yang ternyata sudah terlihat seperti bukan pendatang. Ia sudah sangat fasih menghadapi suasana daerah sini. Fenomena yang sangat jarang.

Melalui sopir inilah, kami mendapatkan sesuatu yang bagi saya berharga. Bukan saja karena belum pernah mendengar sebelumnya, juga karena maksud yang terkandung di dalam pesan ini menurut saya sangat dalam.

Ia pernah mengantar tokoh besar, yang memberikan satu filosofi hidup, untuk dia. Kata-katanya sederhana: hidup itu, jangan mengikuti arus, jangan terbawa arus, dan jangan melawan arus.

Kata utama dari filosofi itu, adalah arus. Seandainya disederhanakan dalam tiga kalimat, maka berarti: (1) jangan asal ikut; (2) jangan hanyut; dan (3) jangan melawan.

Kalau kita buka kamus bahasa, yang disebut kata arus, paling tidak ada empat makna. Pertama, gerak air yang mengalir; aliran. Kedua, gerak (aliran) sesuatu seperti air mengalir. Ketiga, gerakan atau aliran udara (listrik) yang melalui suatu benda. Keempat, peredaran (barang, uang, dan sebagainya) –terikat (teribat) dalam suatu paham (aliran, kebiasaan) secara tidak sadar atau karena tidak kuasa melawannya, misalnya dalam suatu bentuk, menentang kebiasaan yang sudah lazim, menentang kekuatan di sekitarnya (masyarakat).

Dengan konsep kata, arus itu sepadan dengan suatu kekuatan tertentu. Pesan sang sopir terkait dengan bagaimana seseorang memperlakukan kekuatan tertentu tersebut.

Kekuatan tertentu terkait dengan era, rezim, masa, tertentu. angin meniup. Dalam suasana demikian, seseorang sering terhanyut. Seperti tak berdaya. Terutama ketika gejolak dan kekuatan sedang bergelora.

Banyak pengalaman juga ketika mendapat angin, berkibar tiada tahu posisi diri. Sebaliknya, ketika sedang di bawah, turun seperti terjun bebas. Dua posisi ini berbeda sekali. Ikut dan terbawa arus, bisa menghanyutkan. Melawan, akan sia-sia apabila tidak cukup kekuatan.

Mengalir seperti air, banyak keuntungan. Akan tetapi terlalu diam, seperti mencari selamat, tidak selalu akan memberi arti bagi kehidupan.

Leave a Comment