Anak

Cara bagaimana anak diposisikan dalam hubungan dengan orang tuanya, sangat menentukan cara anak tersebut diperlakukan. Sekarang ini banyak sekali berita menyedihkan menimpa anak, yang ironisnya hal tersebut dilakukan oleh ayah biologisnya. Tak terhitung anak yang …

Cara bagaimana anak diposisikan dalam hubungan dengan orang tuanya, sangat menentukan cara anak tersebut diperlakukan. Sekarang ini banyak sekali berita menyedihkan menimpa anak, yang ironisnya hal tersebut dilakukan oleh ayah biologisnya. Tak terhitung anak yang dibuang atau ditinggal di sembarang tempat tempat. Orang yang membuang sampah tiba-tiba mendapatkan anak dalam kondisi menyedihkan di tempat tersebut, yang dikerubungi semut. Atau orang yang mau membuang hajat, tiba-tiba menemukan bayi yang masih ada tali pusarnya ditinggalkan begitu saja oleh orang tuanya. Ada tipe yang sedikit beradab, dengan membungkus anak lalu diletakkan di tempat tertentu yang diperkirakan bisa diakses oleh mereka yang beradab pula.

Anak-anak yang demikian, umumnya merupakan anak yang tidak diinginkan kelahirannya. Anak-anak yang lahir dari egoisme manusia, yang ingin mendapatkan kenikmatan dengan cara yang tidak sah. Bahkan mereka masih berusia belia, yang melakukan hubungan sedemikian bebasnya. Lantas ketika terjadi kehamilan di luar pernikahan, dianggap sebagai malapetaka. Mereka tidak mau bertanggung jawab. Bahkan dalam kondisi demikian, umumnya yang paling terkena imbas adalah perempuan. Dalam kondisi demikian, laki-laki sering melepaskan diri. Bahkan temuan ketika bayi dibuang sekalipun, pihak yang paling dominan melakukannya adalah perempuan.

Tentu semuanya ada kaitan satu sama lain. Hubungan gelap tidak berlangsung begitu saja. Apa yang dialami sebagian generasi muda, merupakan imbas dari ketidakhadiran negara untuk mengatur bagaimana liarnya tayangan-tayangan dalam kehidupan kita. Keikutsertaan ini pula menjadi masalah tersendiri, yang oleh mereka yang menafsir bebas tentang kemerdekaan dan kebebasan, apapun yang dilakukan merupakan hak masing-masing orang. Tidak peduli bahwa kebebasan seseorang dalam berkreativitas tidak sedikit berimbas kepada banyak orang lain. Sinetron dan tayangan cabul sebagai buah kreasi yang diklaim lahir dari kebebasan berekspresi, sebagian diyakini menjadi penyebab dari perilaku generasi muda yang liar selama ini. Dengan saling terkait demikian, maka kebijakan pun akhirnya dilakukan dengan hati-hati. Walaupun dalam banyak kajian bisa ditemukan penyebabnya, kadang-kadang tidak langsung bisa menjadi dasar dalam membuat kebijakan untuk membatasi tayangan demikian.

Begitulah masalahnya, sehingga salah satu ujung imbas adalah anak-anak yang tidak berdosa dibuang begitu saja. Anak-anak yang masih merah itu, tidak mampu secara psikologis dihadapi oleh mereka yang melahirkan, sehingga mereka kalap dan melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Belum lagi mereka yang dengan tidak manusiawi membunuh anaknya. Tidakkah kita melihat sejumlah viral yang memperlakukan anaknya secara menyedihkan? Itu merupakan fenomena lain yang juga tak sedikit terjadi. Anak yang dibesarkan dengan mudah dimarahi dan dikerasi. Padahal itu anak yang lahir dengan proses dan cara yang benar. Ini juga menjadi tanda dari ketidakadaban dari orang tua yang melahirkannya.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment