Fokus

Hari-hari terakhir, berkembang satu berita tentang seorang tua penjual makanan yang sepi dari pengunjung. Warung yang menjaja nasi itu jarang disapa pembeli. Ada dua alasan yang tampak bagi saya dari jauh. Pertama, seorang penjual yang …

Hari-hari terakhir, berkembang satu berita tentang seorang tua penjual makanan yang sepi dari pengunjung. Warung yang menjaja nasi itu jarang disapa pembeli. Ada dua alasan yang tampak bagi saya dari jauh. Pertama, seorang penjual yang sudah renta, dengan stamina yang sudah kurang, bergerak sudah terbatas. Dalam posisi usia yang demikian, memberikan pelayanan juga tidak lagi prima. Berbeda dengan mereka yang masih muda dan gesit. Apalagi dengan pandangan mata yang masih tajam, yang bisa membedakan posisi tamunya yang sedang bahagia atau tidak enak muka. Kedua, dengan posisi yang memungkinan tidak bisa membuat pelanggan menjadi menarik untuk menghampiri warungnya. Seorang tua, apalagi yang tekadnya hanya untuk mencukupi kebutuhan makan, sudah kering kreativitas. Mereka hanya akan menawarkan apa yang menjadi intinya. Posisi warung yang demikian, juga ada berbagai hiasan yang dapat menjadi daya tarik.

Tahukah, bahwa selain dua kelemahan itu, orang tua tersebut selalu konsisten untuk berjualan. Setiap sore ia keluar rumah menuju warung tendanya. Dan ia akan pulang ketika waktunya sudah terasa berat bagi tubuhnya. Ia berharap bahwa setiap hari akan selalu ada pelanggan yang akan menghampirinya. Bahkan mungkin ia sadar betul mengenai berbagai kemungkinan setiap hari yang dilaluinya. Biasanya orang demikian juga sadar bahwa rezeki itu tak akan kemana. Berbagai usaha apapun yang dilakukan, jika memang tidak ke sana rezekinya, maka juga tidak akan menghasilkan apa-apa.

Kondisi inilah yang sesungguhnya menarik bagi saya. Hanya satu kata: konsisten. Dengan keluar setiap sore dan pulang menjelang dini hari, ia berusaha untuk selalu melakukan aktivitasnya tersebut. Sekali lagi, dengan berbagai kemungkinan yang ia dapatkan, orang tua ini selalu melakukannya. Jarang orang bisa melakukan sekonsisten itu. Apalag jika mengikuti pemberitaan hiburan, orang justru akan terpengaruh dengan hiruk pikuk. Ketika orang sedang banyak melakukan sesuatu, maka yang lain juga ikut ke sana. Demikian juga ketika berbalik arah. Mudah sekali orang berbalik untuk menekuni sesuatu.

Kondisi demikian, tidak bagus dalam mencapai keberhasilan. Orang yang tidak konsisten dalam menekuni apa yang dilakukannya, berpotensi untuk selalu berbias dalam pencapaiannya. Orang yang sudah berusaha keras, namun tidak bisa konsisten, yang akibatnya tidak bisa fokus, maka potensi kegagalan akan lebih besar dibandingkan mereka yang konsisten dan fokus.

Hal inilah yang sangat penting diperhatikan oleh mereka yang sedang mewujudkan impiannya. Jangan berpaling dari apa yang selama ini ditekuni. Bidang tertentu yang sudah ditekuni, butuh pendalaman lagi. Dengan demikian, penguasaan terhadap sesuatu hal benar-benar bisa dipastikan. Orang yang sudah menguasai bidang tertentu secara fasih jauh lebih penting ketimbang menguasai banyak hal, namun tanggung-tanggung.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment