Hedonis

Ada kecenderungan pola hidup hedonis itu semakin menggejala ke lingkungan yang lebih luas. Orang melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan materil, tidak berdasarkan hak, melainkan pada proses penjarahan. Mengambil sesuatu yang bukan hak dan hanya ingin …

Ada kecenderungan pola hidup hedonis itu semakin menggejala ke lingkungan yang lebih luas. Orang melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan materil, tidak berdasarkan hak, melainkan pada proses penjarahan. Mengambil sesuatu yang bukan hak dan hanya ingin menampakkan kehidupan yang penuh kepalsuan.

Gejala anak-anak muda yang terjerat kasus semakin banyak. Untuk kasus yang demikian, sering dikaitkan dengan istilah terjebak. Mungkin kita selama ini mengenal istilah tempat dan waktu yang tepat. Dalam arena sosial, atau kegiatan yang menghadirkan banyak orang, ada tipe orang yang sangat menjaga waktu dan tempat yang tepat ini. Orang-orang yang menggunakan kegiatan yang menghadirkan banyak orang tersebut sebagai wahana bagi unjuk diri individu yang bersangkutan. Targetnya bisa diraba-raba. Ada orang yang di dalam ruang sosial ingin mendapat tempat, namun tidak memiliki modal yang cukup secara materi. Demikianlah waktu dan tempat yang tepat itu dimanfaatkan.

Sekarang ini banyak yang memanfaatkan kekuatan uang untuk memainkan posisinya dalam masyarakat. Orang yang berduit, lebih mudah melalui kegiatan-kegiatan yang membuat publik tidak lupa. Namun kegiatan semacam ini sungguh tidak baik. Orang yang melakukan sesuatu hanya untuk kepentingan tertentu, prinsipnya melakukan sesuatu dengan mengharap pamrih. Apa yang dimaksud dengan pamrih itu tak selalu berbentuk materi, uang, atau semacamnya. Seseorang yang berharap pamrih, bisa jadi dalam bentuk ingin dihormati, sebagaimana dihormati orang-orang penting. Di samping itu, pamrih juga berguna bagi mereka yang ingin memperoleh dukungan secara politik. Orang yang ingin mendapatkan posisi politik, lalu menggunakan ruang-ruang demikian untuk memudahkan jalan memperoleh dukungan.

Fenomena yang disebut terakhir disebabkan bahwa orang yang memiliki uang saja, ternyata tidak selalu akan bisa memberikan hasil yang memuaskan. Dalam masyarakat tertentu, mereka yang beruang, namun membatasi diri dalam kegiatan sosial, sering dianggap sebagai asosial –entah tepat istilah ini. Keikutsertaan demikian, tidak mesti dengan hadir secara fisik di dalam berbagai kegiatan sosial tersebut. Ada orang yang misalnya menyumbang sesuatu terkait kepentingan tadi, juga bisa dikategorikan sebagai hadir di dalamnya.

Banyak orang yang secara fisik mungkin tidak hadir, namun untuk kegiatan sosial, ia mengirim entah apa saja yang akan dipergunakan oleh mereka yang bekerja. Kondisi semacam ini akan menampatkan yang bersangkutan pada posisi yang sama dengan mereka yang hadir. Bahkan tak jarang orang yang demikian juga akan mendapat tempat secara khusus.

Generasi muda seyogianya tidak memanfaatkan tempat dan waktu yang tepat untuk memperjelas eksistensi diri. Setiap yang dilakukan selalu harus dilandasi oleh rasa keikhlasan dan kejujuran. Sekiranya seseorang akan dianggap penting karena keikhlasan dan kejujurannya, maka itulah eksistensi yang sesungguhnya. Untuk memperteguh eksistensi tersebut, tentu harus dilahirkan dari berkarya tiada henti. Melalui karyalah orang akan melihat generasi muda yang penuh keikhlasan dan kejujuran. Sebaliknya, generasi muda yang tidak memiliki karya apa-apa, tidak ada ruang bagi orang lain untuk melihatnya.

Penekanan pada keikhlasan dan kejujuran sangat penting. Keikhlasan akan membuat posisi seseorang untuk melakukan apa dengan tanpa pamrih. Sedangkan kejujuran, menempatkan pribadi seseorang untuk selalu melakukan sesuatu sesuai dengan jalurnya. Generasi muda yang demikian, pasti tidak mau melakukan sesuatu yang janganlah bersalah, pekerjaan yang membuat ragu-ragu sekalipun akan ditinggalkannya.

Sudah waktunya kita memperbesar jumlah generasi yang penuh keikhlasan dan kejujuran demikian. Di tengah dunia yang semakin gersang dan bertabur dengan perilaku lebay dan korup, maka jalan melahirkan generasi semacam ini dengan usaha dan kerja keras, merupakan pilihan strategis bagi masa depan.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment