Kompas

Dalam bahasa yang sederhana, rel itu ibarat jalur. Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan salah satu dari kata rel adalah sesuatu yang lurus. Saat orang diingatkan untuk selalu berjalan di atas relnya, maka orang tersebut sedang …

Dalam bahasa yang sederhana, rel itu ibarat jalur. Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan salah satu dari kata rel adalah sesuatu yang lurus. Saat orang diingatkan untuk selalu berjalan di atas relnya, maka orang tersebut sedang diingatkan untuk selalu berada di jalan yang lurus.

Tidak mudah menjaga jalan yang lurus itu. Setiap saat, berbagai godaan selalu mengintai kehidupan kita. Orang yang tergoda akan jatuh dari jalurnya. Hanya orang-orang yang menjaga dan berjalan secara benar, yang akan mencapai tujuan dalam hidupnya.

Kemarin saya menulis tentang bagaimana rencana yang harus kita lakukan. Rencana ini juga terkait dengan bagaimana kita menjaga jalan yang luar itu. Penting untuk selalu kita renungi perihal apa yang sudah kita rencanakan dalam hidup kita.

Salah satu bentuk dari mempersiapkan hidup adalah menyusun rencana yang akan ditempuh oleh manusia. Rencana menjadi semacam penunjuk arah atau kompas. Ketika seseorang berada dalam belantara, selalu ada penunjuk kemana arah hendak dituju. Hidup ini tak ubahnya seperti belantara. Kadang kita hidup di tengah kerumunan yang satu sama lain tidak tahu apa sesungguhnya tujuan hidup semua. Dalam kondisi demikian, hanya orang yang memiliki arah saja yang dapat mencapai akhir hidup yang sukses, baik ketika akhir hidup di dunia, maupun pada waktunya ketika nanti hidup di masa tiada akhir.

Memang umur tidak di tangan manusia. Namun manusia wajib mempersiapkan hidup. Nah dalam hidup, tujuan utamanya adalah mengabdi. Agar proses mengabdinya lancar, manusia harus berusaha untuk menopang hidup dengan tujuan mengabdi itu. Ibaratnya, orang makan untuk hidup. Makan dimaksudkan untuk memberi tenaga dan asupan gizi dalam menopang hidup manusia yang memiliki tujuan utama untuk mengabdi kepada Pencipta. Tujuan inilah yang kerap dibolak-balik.

Ada orang yang memang tujuan hidupnya untuk makan saja. Semua hal mau dilakukan ketika tujuan makan itu tercapai. Tak mengherankan, di sekeliling kita ada orang yang mau melakukan sesuatu hanya dengan diganjar satu nasi bungkus. Orang yang demikian berbeda dengan menjadikan makan sebagai alat untuk membantunya menempuh hidup yang lebih berkualitas.

Begitulah mempersiapkan hidup dengan rencana. Targetnya ada empat hal krusial yang harus dipersiapkan oleh manusia dengan berharap perlindungan dari Allah. Pertama, terpelihara manusia dari tipu daya setan yang terlaknat beserta kelompok dan bala tentaranya. Makhluk ini sudah berjanji dari dulu untuk menjerumuskan manusia ke dalam kehidupan yang hina. Kedua, di dalam diri seorang manusia selalu tersedia nafsu. Makanya seorang manusia harus selalu berdoa dan meminta perlindungan untuk dijauhkan dari berbagai nafsu –termasuk nafsu amarah—yang kerap mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan. Ketiga, menjaga diri dan hati agar selalu memiliki kekuatan untuk berusaha melakukan perbuatan-perbuatan yang lurus dan baik. Banyak orang yang tahu sesuatu itu sebagai perbuatan baik, namun tak berdaya melakukannnya. Sebaliknya, juga tahu sesuatu itu buruk dan jahat, namun tak berdaya untuk melawan dan menghindarinya. Keempat, berharap agar dalam hidup selalu terselimuti dengan rahmat.

Empat hal tersebut haruslah dipersiapkan. Semua langkah, apalagi menuju ke arah yang lebih baik, harus dipersiapkan sedemikian rupa. Kehidupan yang berkualitas yang ingin dituju oleh semua orang, jarang bisa didapat dengan gaya hidup yang biasa-biasa saja. Tentu harus diraih dengan persiapan yang berkualitas pula.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment