Doktor Ibrahim Elfiky

Memaaftkan perilaku buruk orang lain, sungguh bukan suatu hal yang ringan. Apalagi ditambah dengan mendoakannya agar ia mencapai kehidupan yang baik. Orang yang telah menzalimi kita, apalagi mereka yang melakukannya bertahun-tahun, tiba-tiba harus dimaafkan dan …

Memaaftkan perilaku buruk orang lain, sungguh bukan suatu hal yang ringan. Apalagi ditambah dengan mendoakannya agar ia mencapai kehidupan yang baik. Orang yang telah menzalimi kita, apalagi mereka yang melakukannya bertahun-tahun, tiba-tiba harus dimaafkan dan mendoakan agar ia terbebas dari semua hal yang buruk demikian, sungguh bukan sesuatu yang ringan.

Akan tetapi untuk orang yang ingin mencapai kualitas hidup yang super, jalan ini bisa menjadi ruang yang dahsyat bagi pencapaian yang demikian. Orang-orang yang berhasil menempuh jalan terjal ini, akan menemukan kebahagiaan tiada tara dalam hidupnya.

Tentu tidak semua hal mampu melakukannya. Pun bukan tidak ada orang yang mampu menggapainya. Orang-orang yang berhasil menggapai tahap ini, percayalah ia sudah berada pada tahap maqam tinggi. Mentalitasnya sudah hampir sempurna dari posisi sebagai manusia.

Doktor Ibrahim Elfiky, maestro motivator muslim dunia, pernah mengalami hal yang tidak mengenakkan. Ketika bekerja di salah satu hotel di Montreal, Kanada, ia mendapat penghargaan sebagai karyawan terbaik. Sebelum dilakukan seleksi, setiap orang yang mendapatkan penghargaan, akan memperoleh hadiah sejumlah uang dan dua tiket wisata ke Eropa. Namun ketika ia mendapatkan penghargaan tersebut, lama ia menunggu dua bentuk hadiah itu tak kunjung diterimanya.

Setelah sebulan, ia pun menanyakan kepada atasan, yang waktu itu, atasan mengaku tak tahu-menahu tentang itu. Lalu ia menemui general manager, yang saat itu dengan santainya mengatakan bahwa hadiah itu sudah dibatalkan. Untuk alasan ini, sebenarnya bagi Ibrahim Elfiky, mungkin tidak apa-apa. Namun ada tambahan kalimat general manager yang membuatnya terganggu. Menurut general manager, dibatalkan hadiah karena kebangsaan Ibrahim Elfiky.

Terganggunya perasaan, menyebabkan ia memutuskan untuk mundur. Ketika mengajukan pengunduran diri, tak langsung diterima karena menunggu ada pegawai baru yang akan masuk dan itu membutuhkan waktu sebulan. Dalam perjalanan itu, ia kemudian dituduh melakukan mark up. Dalam penyelidikan, ahli berpendapat bahwa faktur mark up yang dituduhkan, bukanlah tulisan tangan Ibrahim Elfiky. Ia melapor ke serikat pekerja dan serikat memberi saran ia mengadukan atas tiga hal kepada pihak berwajib: memalsukan tulisan tangan dalam faktur, tuduhan mark up, dan rasisme.

Satu hal yang membuat jiwanya plong, karena ia memilih tak meneruskan laporan itu. Ia hanya berujar kepada general manager, “Tunggulah suatu saat saya akan memiliki posisi yang sama dengan Anda”.

Semua itu diceritakannya dalam buku, Terapi Berpikir Positif, yang menjadi buku international bestseller. Ibrahim Elfiky memberi konsep, “biarkan mukjizat dalam diri Anda melesat, agar hidup lebih sukses dan lebih bahagia”.

Seseorang memiliki semangat yang berbeda dalam mewujudkan cita-citanya. Banyak hal yang bisa diwujudkan dengan semangat membara dan kekuatan berpikir positif. Sebaliknya, banyak sekali kegagalan yang hadir ketika seseorang tidak bisa meninggalkan sesuatu yang penting untuk dimaafkan –walau bisa jadi tidak bisa dilupakan begitu saja. Dengan kekuatan berpikir positif demikian, membuat kekuatan baru bagi lahir dan batin dalam mewujudkan cita-cita hebatnya.

Kekuatan untuk berpikir positif demikian dimiliki oleh siapa saja. Tidak hanya orang hebat. Maestro atau bukan maestro, dapat mewujudkannya, tentu dalam kadar yang berbeda-beda. Bahkan orang akan mendapatkan sesuatu yang di luar perkiraannya –sesuatu yang melampaui apa yang dicita-citakan. Kemungkinan lain adalah mendapatkan sesuatu yang melebihi dari apa yang dicita-citakan, namun dalam wujud yang lain. Kemudahan dalam hidup menutupi berbagai kebutuhan, pada dasarnya mencapai kualitas hidup yang dicita-citakan.

Lantas tidakkah mulai sekarang kita berkeinginan untuk mencapai kualitas hidup yang demikian? Kualitas hidup yang membuat kita hidup bahagia baik lahir maupun batin.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment