Potensi Kebaikan

Keseharian kita, sepertinya terhampar berbagai potensi hal yang baik dan selalu memungkinkan untuk dilakukan. Istilah menggunakan, saya gunakan untuk menggambarkan betapa banyak potensi kebaikan. Bukan menggunakan istilah merebut. Jika digunakan istilah merebut, seolah sangat sudah …

Keseharian kita, sepertinya terhampar berbagai potensi hal yang baik dan selalu memungkinkan untuk dilakukan. Istilah menggunakan, saya gunakan untuk menggambarkan betapa banyak potensi kebaikan. Bukan menggunakan istilah merebut. Jika digunakan istilah merebut, seolah sangat sudah untuk mendapatkan momentum untuk berbuat baik.

Istilah menggunakan juga selaras dengan kata berbagi. Barbagi melalui perilaku yang baik, khususnya. Orang-orang yang mendapatkan banyak sekali kesempatan, dapat berbagi secara langsung atau tidak langsung. Tidak sulit. Untuk berbuat tidak membutuhkan energi yang luar biasa. Dengan energi yang biasa-biasa saja, sesuatu yang luar biasa selalu memungkinkan untuk dilakukan.

Dalam kamus kebaikan, momentum dan kesempatan adalah dua hal. Momentum tidak selalu ada, sebagaimana adanya kesempatan. Orang yang ingin berbuat baik, selalu tersedia kesempatan untuk melakukannya.

Begitulah jika ingin digambarkan, bahwa di antara pilihan untuk berbuat baik atau berbuat buruk, maka pilihan berbuat baik seyogianya menjadi utama yang dipilih manusia. Untuk berbuat baik atau buruk, didukung oleh susunan tubuh manusia yang cukup kompleks. Dengan susunan itu, menjadi kekuatan dalam mewujudkan dalam wujud perilaku. Sayangnya, dalam kenyataan, perilaku buruk selalu menghiasi kehidupan manusia. Perilaku mulai dari kadar yang ringan hingga kadar yang luar biasa tidak manusiawi.

Salah satu pendukung dalam susunan tubuh manusia adalah sendi. Secara tak sengaja suatu waktu mendengar satu komentar ustadz Abdullah Gymnastiar, yang menyebutkan seharusnya susunan sendi yang ada dalam diri manusia, dalam membentuk manusia untuk melakukan hal-hal yang baik.

Sekitar abad ke-7, Rasul sudah menyebutkan bahwa di dalam diri manusia, tersedia 360 sendi. Istilah sendi, diartikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai hubungan yang terbentuk antara tulang; sendi tulang; dan tulang sendi. Kata sendi juga bermakna tempat bersambung (perhubungan) antara dua bagian barang; bingkai sebagai penyalut. Mungkin secara sederhana, dapatlah disebut sebagai penghubung satu sama lain. Dengan penghubung demikian, memungkinkan manusia untuk bergerak kemana yang diinginkan.

Kini, setelah dunia modern membuktikan keberadaan 360 sendi itu, yang bersusun mulai dari tulang punggung, tulang bahu dan siku serta tangan, tulang paha, lutut hingga mata kaki, tulang di bagian dada, dan tulang di bagian panggul. Seorang dokter, Ahmad Hamid, menyebutkan susunan sendi terdiri dari tulang punggung (147), tulang bagian dada (24), area bahu-siku-tangan (86), paha-lutut-mata kaki (92), dan panggul (11). Jumlahnya mencpai 360.

Saya tak hendak membahas dari sisi media. Saya tertarik pada penahan utama tubuh manusia adalah di sendi punggung (147), tangan (86), dan kaki (92). Keberadaan sendiri itu sangat menopang hidup manusia. Makanya, hal yang ingin saya lihat adalah, dengan kekayaan 360 sendi, memungkinkan dilakukan banyak hal oleh seorang manusia. Dalam realitas, berbagai perilaku manusia selalu terbelah. Ada yang lebih memilih banyak keburukan, dan ada yang memilih lebih banyak kebaikan. Bahkan ada yang imbang dalam arti kuantitas –sebagai salah satu contoh, seseorang yang baru keluar beribadat, ternyata juga korup. Walau ada pilihan, seyogianya manusia selalu memiliki perilaku baik dan membahagiakan manusia. Tidak boleh sebaliknya, yang merusak dan menghancurkan kehidupan manusia.

Sebagaimana abad ke-7, Rasul mengingatkan bahwa sekiranya saja 360 sendi itu dilakukan untuk sesuatu kebaikan, maka manusia itu akan jauh dari api neraka. Perbuatan baik itu adalah beribadat, lalu menyingkirkan rintangan di jalan yang dilalui manusia, serta menyuruh orang lain untuk berbuat makruf dan mencegah mungkar.

Maka apakah kita akan menunda untuk melakukan perbuatan baik yang ganjarannya luar biasa?

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment