Bukan Seperti Warisan

Saya sering mendengar, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk menulis, saat berhadapan dengan tugas yang mengharuskannya menulis (seperti laporan, atau lainnya), akan mencari alasan-alasan. Jika bekerja dalam sebuah tim, maka orang yang memiliki karya, biasanya …

Saya sering mendengar, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk menulis, saat berhadapan dengan tugas yang mengharuskannya menulis (seperti laporan, atau lainnya), akan mencari alasan-alasan. Jika bekerja dalam sebuah tim, maka orang yang memiliki karya, biasanya akan menjadi langganan dalam menyelesaikan laporannya.

Lalu seseorang dengan mudah menyebut bakat. Seolah menulis itu seperti warisan, yang hanya diwariskan dari orang tua yang menulis, lalu akan diikuti oleh anaknya. Orang lain, seperti tidak bisa berusaha untuk menjadi seorang penulis hebat yang menghasilkan karya-karya besar.

Saya kira tidak demikian. Orang-orang harus berusaha dan bekerja keras. Tidak mungkin menghasilan sesuatu yang baik, tanpa melalui proses dan kerja. Dan ini akan dapat dicapai oleh siapa pun yang berusaha dari awal.

Saya kira sudah jelas, seorang penulis itu harus segera mulai menulis. Tidak bisa menunggu nanti, karena apa yang kita pikir saat ini, belum tentu masih terpikir nanti. Merawat ingatan adalah satu hal, dengan berbagai strategi masing-masing, namun melahirkan tulis dengan segera, adalah hal yang lain lagi.

Masalahnya adalah seberapa besar tekad kita untuk segera mulai menulis? Apakah masih mau menunggu berbagai hal lain, misalnya dengan selalu menggunakan alasan bakat?

Padahal menulis itu tidak ditentukan oleh bakat, melainkan tekad besar penulisnya. Seseorang yang memiliki tekad tinggi, akan mudah mencapai hasil. Sebaliknya mereka selalu yang memberi alasan bakat, tidak melahirkan apapun.

Sama seperti orang yang mau naik haji, menyebut alasan belum tersentuh hati, padahal uang dan kesempatan punya. Orang yang bertekad naik haji, sudah mulai menyetor, walau mungkin realisasi dari tekad tersebut masih dibatasi dengan keadaan lain.

Hal lain yang sering saya contohkan adalah mereka yang belajar bahasa, karena ingin ke luar negeri. Tekad yang kuat, akan melahirkan usaha yang keras mewujudkannya. Inilah yang terjadi. Orang-orang yang membayangkan akan bisa melangkah ke luar negeri, akan bekerja keras belajar bahasa. Orang-orang yang demikian, biasanya mudah mewujudkannya.

Percayalah, menulis bisa dilakukan oleh siapa pun. Ia tidak seperti warisan yang hanya bisa dilakukan orang tertentu saja.

Leave a Comment