Bukan Berbagi Tumpuk

Saya sebut kolom kemarin, perihal pengalaman ikut terlibat sekaligus menyaksikan bagaimana orang kampung bekerja sama dan bekerja bersama untuk menyukseskan khanduri dengan 14 kuali kuah daging. Kuah beulangong. Jika dalam riset, seseorang ingin memahami bagaimana …

Saya sebut kolom kemarin, perihal pengalaman ikut terlibat sekaligus menyaksikan bagaimana orang kampung bekerja sama dan bekerja bersama untuk menyukseskan khanduri dengan 14 kuali kuah daging. Kuah beulangong.

Jika dalam riset, seseorang ingin memahami bagaimana proses khanduri kampung berlangsung, posisi ini bernama partisipasi terlibat. Kepentingan dalam riset adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan. Halnya tentang pelaksanaan khanduri, melalui bagaimana tahap pertahap itu diikuti secara langsung sambal ikut serta dalam kerja sama dan kerja bersama di gampong.

Tapi untuk kondisi ini, saya memberi catatan tersendiri. Seorang pembelajar, harus lebih terbuka dalam merekam apapun yang ia dapatkan dan ia alami. Merekam maksudnya mendapatkan apa pun dari lapangan yang sesuatu dengan kepentingan risetnya. Dalam bentuk formal, merekam itu bisa dalam wujud menggunakan alat tertentu. Tapi banyak peneliti, mengandalkan indranya menangkap berbagai fenomena yang ada di sekelilingnya.

Begitulah menyiapkan kuah beulangong itu, dalam jumlah yang tidak tanggung: 14 beulangong. Bagaimana daging disiapkan dalam even besar itu. Dari penyembelihan binatang, hingga membersihkan dagingnya.

Setelah semua selesai hingga dibersihkan, biasanya ada petugas yang membagi tumpuk dan membagi rata semua daging dan tulangnya. Semua harus seimbang untuk 14 kuali itu. Lalu 14 tumpuk diaduk dan dibersihkan hingga ditaruh dalam kuali besar. Dengan deretan 14 dapur, tampak berderet dengan masing-masing sudah ada pengendalinya. Hal ini juga tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Sama seperti orang yang bertugas mengaduk bumbu dan kelapa. Tidak bisa dilakukan oleh semua orang.

Saya perhatikan, bahwa yang mengaduk dalam 14 kuali besar itu, hanya tiga atau empat orang saja. Tidak semua. Ada proses tertentu yang sepertinya diturunkan bagi mereka yang bisa sehati dengan memasak. Mungkin petugas ini juga yang mengontrol masak dalam rangka hajatan apa pun di kampung ini.

Jadi untuk masak saja, sudah diatur pengontrolnya sedemikian rupa. Orang yang bisa memberikan hati seutuhnya dalam memasak. Apa yang kita makan ketika berbuka, melewati sebuah proses panjang yang tumpuk tanggung jawab masing-masing sudah jelas. Apa yang biasa dilakukan oleh orang tertentu, tidak dilakukan oleh orang lain, kecuali yang bersangkutan sudah merekom untuk mempersiapkan generasi selanjutnya.

Inilah salah satu momentum makan bersama yang saya lewati. Betapa mereka sudah fasih berbagi tugas. Bukan berbagi tumpuk.

Leave a Comment