Kondisi konflik dan tsunami sebagai tekanan eksternal untuk memudahkan pihak lain dalam ikut serta dalam bantuan dan proses pemulihan. Walau pun bukan jalan sederhana dan mudah, momentum ini kemudian digunakan untuk menjadi jalan masuk dalam proses menyelesaikan konflik Aceh secara menyeluruh.
Momentum di atas, juga dipadukan dengan keberanian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla, yang memilih damai sebagai pilihan. Kesediaan GAM untuk bernegosiasi merupakan satu langkah yang sangat strategis bagi perdamaian.
Pada waktu itu, presiden dan wakil presiden baru saja terpilih, dan langsung dihadapkan pada bencana nasional ini. Sebagai pimpinan nasional yang baru, pilihan untuk damai juga dihadapkan pada pelbagai pandangan politik nasional yang juga sangat beragam.
Proses negosiasi dimediatori sebuah organisasi independen dari Finlandia Crisis Management Initiative (CMI) – Martti Ahtisaari Peace Foundation, berpusat di Helsinki. Organisasi ini memiliki program utama mencegah dan menyelesaikan konflik kekerasan melalui dialog dan mediasi informal. Lembaga ini diinisiasi Martti Oiva Kalevi Ahtisaari, mantan seorang Presiden Finlandia tahun 1994-2000. Ia meninggal pada tanggal 16 Oktober 2023.
Martti Ahtisaari menjadi tokoh penting dunia atas peran yang sudah dilakukannya. Ia pernah menjadi utusan khusus Perserikatakan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk negoisasi dan penyelesaian masalah Kosovo –sebuah negeri yang kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia pada tahun 2008. Sekitar satu dekade sebelumnya, ia mempertemukan Slobodan Milosevic (Serbia) dan Viktor Chemommyrdin (Kosovo) dalam rangka menggagas menyelesaikan konflik Kosovo. Pertemuan ini sangat penting sebagai jalan masuk dalam rangka menyelesaikan konflik di Kosovo.
Pada tahun 2008, Martti Ahtisaari memperoleh hadiah Nobel Perdamaiaan, karena dianggap berjasa menyelesaikan sejumlah konflik yang menggangu perdamaian dunia –termasuk konflik Aceh yang tidak terselesaikan selama tiga dekade. Bahkan atas jasanya menyelesaikan konflik Aceh, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan penghargaan Bintang Republik Indonesia Utama di Istana Merdeka pada tanggal 18 Agustus 2006.
Jika menelusuri proses perdamaian Aceh, keberadaan CMI tidak hanya sebatas membantu proses perundingan, melainkan mereka juga terlibat dalam proses peace-building pascakonflik (Oktaviani & Pramadya, 2017).