Conference of Party

Dalam laman UNFCCC, disebutkan bahwa COP itu adalah badan pembuat keputusan tertinggi Konvensi. Semua negara yang menjadi pihak dalam Konvensi, diwakili dalam COP, dimana mereka meninjau implementasi Konvensi dan instrumen hukum lain yang diadopsi COP …

Dalam laman UNFCCC, disebutkan bahwa COP itu adalah badan pembuat keputusan tertinggi Konvensi. Semua negara yang menjadi pihak dalam Konvensi, diwakili dalam COP, dimana mereka meninjau implementasi Konvensi dan instrumen hukum lain yang diadopsi COP dan mengambil berbagai keputusan yang diperlukan untuk mempromosikan implementasi Konvensi yang efektif, termasuk pengaturan administratif.

Hal lain yang tersedia dalam laman, menegaskan tugas utama dari COP adalah meninjau komunikasi nasional dan inventaris emisi yang diajukan para pihak. COP juga menilai dampak dari langkah-langkah yang diambil oleh para pihak dan kemajuan yang dibuat dalam mencapai tujuan akhir dari Konvensi.

Para pihak bertemu setahun sekali dalam COP –kecuali para pihak memutuskan lain. Pertemuan COP pertama kali dilaksanakan di Berlin (Jerman) pada Maret 1995. COP bertemu di Bonn, tempat secretariat, kecuali ada pihak yang menawarkan diri menjadi tuan rumah. Seperti halnya presidensi COP yang berganti-ganti di antara lima kawasan PBB yang diakui: Afrika, Asia, Amerika Latin dan Karibia, Eropa Tengah dan Timur, Eropa Barat, dan lainnya.

Selain COP, juga dikenal yang namanya CMP. Dalam laman yang sama, yang dimaksud CMP adalah Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties to the Kyoto Protocol  –Konferensi Para Pihak yang berfungsi sebagai pertemuan para pihak Protokol Kyoto. Konferensi Para Pihak, badan tertinggi Konvensi, berfungsi sebagai pertemuan para pihak Protokol Kyoto. Semua negara yang menjadi Pihak Protokol Kyoto diwakili dalam Konferensi Para Pihak yang berfungsi sebagai pertemuan Para Pihak Protokol Kyoto. Sementara negara yang bukan Pihak berpartisipasi sebagai pengamat. CMP mengawasi implementasi Protokol Kyoto dan mengambil keputusan untuk mendorong implementasinya yang efektif.

CMP bertemu setiap tahun selama periode yang sama dengan COP. Para Pihak Konvensi yang bukan Pihak Protokol dapat berpartisipasi dalam CMP sebagai pengamat, tetapi tanpa hak untuk mengambil keputusan. Fungsi CMP yang berkaitan dengan Protokol serupa dengan yang dilakukan oleh COP untuk Konvensi. Pertemuan pertama Para Pihak Protokol Kyoto diadakan di Montreal, Kanada pada bulan Desember 2005, bersamaan dengan sesi kesebelas Konferensi Para Pihak (COP 11).

Para Pihak Protokol Kyoto juga secara resmi mengadopsi “buku aturan” Protokol Kyoto 1997, yang disebut sebagai ‘Perjanjian Marrakesh’, menetapkan kerangka kerja untuk implementasi Protokol.

Pada COP 29, desakan reformasi COP menggema dan menguat. Para pemimpin dunia, eminent persons, ilmuwan, dan advokat menyampaikan surat terbuka ke Sekretariat UNFCCC. Penanda tangan surat ini termasuk mantan Sekjen PBB Ban Ki-moon, mantan Sekretaris Eksekutif UNFCCC Christiana Figueres, mantan Presiden Irlandia Mary Robinson, Ketua Eksekutif Earth4All Sandrine Dixson Declève, dan Direktur Institut Potsdam untuk Penelitian Aksi Iklim Johan Rockström. Surat terbuka tersebut mendesak agar dilakukan perombakan mendasar dalam pelaksanaan COP ini. Mereka meminta agar UNFCCC beralih dari negosiasi ke implementasi sehingga hal ini memungkinkan setiap negara mewujudkan komitmen yang telah disepakatinya guna memastikan berlangsungnya tradisi energi dan menghapus energi fosil (Sukadri, 2024).

Berbagai suara sumbang yang muncul akibat dampak yang dirasakan oleh dunia belum berubah dari setiap even yang dilaksanakan. Setiap tahun, COP ini dilaksanakan, tetapi dipandang masih terlalu berjalan pada proses-proses negosiasi yang tidak tuntas. Tarik-menarik dan berbagai kepentingan politik-ekonomi sebagian negara, membuat tantangan berat dalam proses pencapaian apa yang menjadi suatu konsensus bersama.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment