Bantuan Awal Tsunami

Berdasarkan Tempo, data awal bantuan –dengan berbagai wujudnya – hingga sebulan setelah terjadinya bencana tsunami di Aceh yang disampaikan. Bantuan itu sendiri ada yang sudah disampaikan waktu itu, dan ada yang masih berwujud komitmen, sebagai …

Berdasarkan Tempo, data awal bantuan –dengan berbagai wujudnya – hingga sebulan setelah terjadinya bencana tsunami di Aceh yang disampaikan. Bantuan itu sendiri ada yang sudah disampaikan waktu itu, dan ada yang masih berwujud komitmen, sebagai berikut:

  • Negara Singapura dengan enam Helikopter Chinook, dua Helikopter Super Puma, Hercules C-130 dengan obat senilai US$ dua juta, peralatan berat untuk pembukaan jalan dan pembersih lahan, tenaga regu penyelamat, kapal landing ship tank, rehabilitasi, listrik, medis, serta dana US$ sepuluh juta.
  • Negara Australia menyumbang sebanyak lima Hercules C-130, satu boieng 707, dua Helikopter Chinook, dua Helikopter Super Puma, satu pesawat kargo Antonor dan tiga Helikopter Iriquois, kapal perang HMAS Kanimbla dan 150 orang tim teknis, 60 ton peralatan generator, peralatan pembersih puing, fisik perbaikan dermaga, pembersih air, tenaga regu pemulihan, medis, makanan, obat, dana A$ satu miliar atau sekitar US$ 764 juta (A$ 500 juta sebagai hibah dan pinjaman A$ 500 juta).
  • Negara Amerika Serikat, menyumbang sebanyak enam Hercules C-130, 25 Helikopter dengan awak, satu kapal induk USS Abraham Lincoln, satu kapal amfibi penyerang USS Bonhomme Richard, USS Duluth, makanan, obat, air bersih, peralatan berat senilai US$ tujuh juta, tenaga dari 6000 personel militer AS, dan sekitar US$ 130 juta pinjaman.
  • Negara Cina mengirimkan bantuan berupa makanan, obat, tenda, genzet, dengan peralatan telekomunikasi, serta dana mencapai US$ 83 juta.
  • Negara Jepang, setelah bencana tsunami mengirimkan regu pencari dan penyelamat, tenaga medis dan rehabilitasi, makanan dan obat, jumlah dana mencapai US$ 500 juta: US$ 130 juta sebagai hibah dan selebihnya sebagai pinjaman.
  • Negara Jerman mengirimkan bantuan rumah sakit bergerak dengan 120 tenaga medis, peralatan pembersih air dan tim ahlinya, dana 500 juta euro atau US$ 650 juta sebagai pinjaman, serta sumbangan masyarakat Jerman 150 juta euro atau sekitar Rp 1,8 triliun.
  • Negara Perancis mengirimkan rumah sakit darurat dengan tenaga medis, kapal perang Jeanne d’Are dengan tiga helikopter, kapal perang Fregat George Leygues, dan bantuan 23 juta euro atau US$ 29,9 juta sebagai pinjaman.
  • Negara Inggris mengirimkan tenaga penyelamat dari battalion Royal Gurkha Rifles, dua kapal laut dan kargo, dana US$ 180 juta sebagai pinjaman dan US$ 70 juta dalam bentuk penundaan pembayaran utang.
  • Negara Green Peace mengirimkan kapal Rinbow Warrior berikut awak, tim dokter, lintas batas.
  • Negara Pakistan membangun bantuan rumah sakit darurat lapangan dengan tenaga medis, bantuan makanan dan obat.
  • Negara Kuwait membangun rumah sakit darurat di Meulaboh, serta mengirimkan bantuan makanan dan obat, serta dana mencapai US$ 10 juta.
  • Negara Malaysia, mengirimkan bantuan dua pesawat angkut S-61 NVRI, regu pencari dan penyelamat, kapal KD Mahawangsa dengan isi makanan, obat, serta dana bantuan mencapai 20 juta ringgit atau US$ 3,41 juta.
  • Negara Portugal mengirimkan tim medis, membangun rumah sakit lapangan, dan mengirimkan makanan serta 44 ton obat.
  • Negara Turki pada tahap awal mengirimkan bantuan dana mencapai US$ 600 ribu.
  • Negara Austria mengirimkan bantuan dana mencapai US$ 600 ribu.
  • Negara Aljazair membantu dana mencapai US$ dua juta.
  • Negara Kamboja membantu dana dengan jumlah US$ 10 ribu.
  • Negara Kanada membantu dana senilai CAD $ empat juta dan pesawat pengangkut peralatan, serta dana US$ 100 ribu dari Staf Kedubes Kanada di Jakarta.
  • Uni Eropa mengirimkan dana mencapai US$ dua miliar sebagai pinjaman.
  • Negara Korea Selatan memberikan dana sebensar US$ 50 juta sebagai pinjaman.
  • Negara Vietnam membantu dana sebesar US$ 450 ribu.
  • ADB mengirimkan dana sebesar US$ 500 juta sebagai pinjaman.
  • IDB mengirimkan dana sebesar US$ 400 juta sebagai pinjaman dan US$ 3 juta sebagai hibah.
  • Bank Dunia mengirimkan dana sebesar US$ 275 juta sebagai pinjaman lunak dan hibah dana US$ 25 juta.
  • PBB membantu dana sebesar US$ 500 juta.
  • Negara Qatar membantu dana sebesar US$ 25 juta.
  • Negara Uni Emirat Arab membantu dana sebesar US$ dua juta.
  • Negara Arab Saudi membantu dana sebesar US$ 30 juta.
  • Selain itu, masih ada bantuan dalam negeri dari berbagai posko sekitar 250 miliar rupiah.

Bantuan di atas, ada yang sudah diserahkan dan ada yang masih komitmen, pada bulan pertama tanggap darurat tsunami. Dalam perkembangnya, banyak negara yang ikut menyumbang dan jumlah realisasi bantuan dari negara-negara tersebut ada yang berbeda jumlahnya.

Berdasarkan data Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh-Nias, terdapat perbedaan nilai antara komitmen dan realitasi, setidaknya dari sumber dana, yang mencakup negara-negara mencapai angka 2.644.736.386 USD dari komitmen 3.356.869.865 USD, kemudian organisasi multilateral, sejumlah 1.161.199.014 USD dari komitmen 1.472.679.229 USD, serta dari Indonesia sendiri mencapai angka 2.362.284.836 USD dari 2.734.829.568 USD  (Dadek, Hamzah, & Hermansyah, 2019).

Hingga masa tanggap darurat selesai selama tiga bulan, pemulihan tsunami Aceh melibatkan 53 negara dengan 16.200 prajurit, sembilan kapal induk, 14 kapal perang, 31 pesawat terbang, dan 75 helikopter (Dadek, Hamzah, & Hermansyah, 2019).

Leave a Comment