Tidak ada yang bisa menjamin seseorang itu memiliki waktu sampai nanti. Sedetik, satu jam, atau sehari, belum tentu masih ada waktu. Makanya berbuat sesuatu yang baik, lakukanlah sekarang juga. Melakukannya sekarang dengan harapan jika ia sebagai kewajiban, maka lunaslah ia ditunaikan. Sedangkan untuk hal-hal lain untuk kebaikan manusia, akan ada banyak ganjaran.
Bayangkanlah ada orang yang mempersiapkan diri untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Ia sudah dipikir dan direncanakan jauh sebelum sesuatu itu ingin diwujudkan. Pada posisi ini, tentu ada umur menjadi prasyaratnya. Mempersiapkan diri sekalipun, sudah termasuk dalam tekad ingin mewujudkan.
Begitulah jika ingin berbuat baik. Ia harus segera diwujudkan, atau paling tidak direncanakan untuk diwujudkan. Jangan ditunda-tunda, apalagi untuk waktu yang tidak terbatas.
Sesuatu yang baik itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Masalahnya adalah seringkali orang menunggu momentum untuk melakukan sesuatu yang baik. Sekiranya perilaku baik, memberi contoh yang baik, berpikir yang baik, dan bercita-cita yang baik, dilakukan oleh banyak orang setiap saat, setiap waktu, maka dapat dipastikan dunia akan semerbak menebar wewangian kebaikan tiada akhir. Tidak perlu banyak energi dan modal, karena perilaku baik dilakukan bukan dengan modal jutaan. Perilaku yang baik dimulai dari melakukan hal-hal yang kecil yang ada di sekeliling kita. Berusaha selalu tidak berbuat buruk, tindakan yang merugikan orang lain, maupun hal-hal yang membuat orang lain menderita. Perbuatan baik pada dasarnya memberi kebahagiaan tidak hanya kepada orang lain, tetapi juga pada diri sendiri. Dengan semakin banyak kebahagiaan, maka semakin damai kehidupan.
Memberi contoh yang baik juga bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Hanya saja terletak pada kemauan, bukan pada kemampuan. Banyak sekali orang-orang yang seharusnya memberi contoh yang baik, namun melakukan sebaliknya. Orang tua yang melarang anak untuk melakukan sesuatu yang kurang baik, namun tidak berdaya dirinya meninggalkan perbuatan itu terlebih dahulu. Atau orang-orang yang mengkampanyekan hidup hebat, namun melakukan hal-hal yang tidak sebanding dengan kampanyenya. Orang yang mulut berbuih pembangunan sumber daya manusia, tetapi menerima pendapatan tidak sah di banyak tempat. Orang yang berceramah kebaikan, dengan dengan berdaya meninggalkan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.
Berpikir yang baik juga akan memperkecil peluang untuk berpikir yang tidak baik. Berfikir tidak baik, seperti satu untaian yang semakin menuntut energi lebih besar untuk melakukan yang hal yang tidak baik. Orang-orang yang memiliki tabiat berpikir tidak baik, biasanya mengalami berbagai pergulatan batin yang tidak stabil. Duduk di mana pun hanya memperbincangkan hal-hal yang negatif yang belum tentu benar dari orang lain. Semakin berpikir tidak baik, semakin berpeluang untuk memperbesar tindakan yang tidak baik pula. Kondisi ini terus berimplikasi ke tindakan, dan tindakan yang tidak baik yang satu akan berusaha mencari peluang untuk tindakan tidak baik selanjutnya.
Berpikir yang baik, dengan berkomitmen dan bertekad pada cita-cita yang baik, akan membuat seseorang semakin mudah menerima kondisi apapun yang menimpanya. Tidak gundah terhadap orang lain yang selalu bertindak tidak baik terhadap dirinya. Yang membuatnya gelisah hanyalah memikirkan, bagaimana orang yang selalu berpikir dan bertindak tidak baik terhadap orang lain itu, suatu waktu akan mempertanggungjawabkan hal itu kelak. Banyak orang yang tenang hidupnya dimulai dari mulai berpikir baik. Dengan modal berpikir yang baik, memberi peluang untuk selalu menciptakan kebaikan, dalam segala waktu, dalam segala ruang.
Untuk menemukan momentum itu, bisa dilakukan kapan saja kita mau. Sekarang pun, hal-hal yang baik itu, bisa diwujudkan. Percayalah.