Bertahannya Manusia

Ada satu hal yang mungkin terlupa dari banyak manusia. Ketika The Daily Telegraph edisi 18 Oktober 2001 memuat satu perkembangan ilmu pengetahuan yang penting. Yakni apa yang menyebabkan manusia bisa bertahan dari waktu ke waktu. …

Ada satu hal yang mungkin terlupa dari banyak manusia. Ketika The Daily Telegraph edisi 18 Oktober 2001 memuat satu perkembangan ilmu pengetahuan yang penting. Yakni apa yang menyebabkan manusia bisa bertahan dari waktu ke waktu. Tentu, proses bertahan ini dari rumus alamiah, tidak dalam konteks agama. Dengan daya pikir manusia, dari ilmu yang mereka punya, mereka berusaha menjawab hal tersebut. Salah satu yang dilakukan adalah melalui para antropolog. Mohon maaf saya harus jelaskan sedikit tentang ilmu manusia ini. Banyak kampus saya, yang mempelajari ilmu hukum, sudah meninggalkan mata kuliah yang terkait dengan antropologi. Beruntung, kampus kami masih mempertahankan. Banyak hal dari ilmu ini yang bisa membantu dan sangat dibutuhkan dalam ilmu hukum. Demikian kira-kira logika, jika tidak ingin disebut sebagai alasan.

Nah, seorang antropolog Inggris bernama Dr. Benny Peiser, dalam The Daily Telegraph pernah mengatakan, kurang lebih, bahwa manusia dan nenek moyang manusia sudah bertahan selama lebih dari lima juta tahun dan dapat melepaskan diri dari serangan gencar bertubi-tubi dari waktu ke waktu. Antropolog ini berkesimpulan, dalam jangka waktu yang jutaan tahun itu, serangan muncul antara dari jaman es yang bertubi, tumbukan bumi dengan berbagai benda antariksa, dan wabah epidemi penyakit yang bersifat global.

Manusia terus memperbarui hidup dan kehidupannya. Setiap perkembangan dan zaman yang dilaluinya, akan menyisakan sesuatu yang dapat dipetik. Dalam ilmu antropologi, ada satu cabang ilmu antroplogi yang menelusuri manusia masa lalu, bernama poleoantropologi. Ilmu ini mempelajari asal usul dan perkembangan manusia dengan fosil yang berserak di muka bumi sebagai objek penelitiannya. Dalam sejumlah buku antropologi, saya membaca jelas bahwa ilmu ini bagian dari antropologi, namun ada juga yang menyebut ia sebagai bagian dari ilmu biologi.

Perkembangan ilmu ini sendiri berkembang sedemikian rupa sejak abad ke-18. Charles Darwin, barangkali menjadi salah satu penawar yang penting, dari proses evoluasi manusia. Nah, perkembangan demikian, melalui sejumlah teori, tidak semua diterima oleh manusia. Misalnya ketika terkait proses penciptaan, ada teori lain yang juga membantah teori evoluasi. Namun terlepas, perkembangan ilmu yang saya sebut di atas, menjadi alasan bagi orang untuk berkesimpulan tertentu.

Dengan dasar pikir demikian, saya kira, Benny Peiser menawarkan optimisme. Menurutnya, jika dibahasakan dengan bahasa sehari-sehari kita, dunia masih belum berakhir. Penjelasan sebagaimana sudah diungkap tadi, bahwa evolusi yang dipercayainya telah membuat manusia mencapai satu posisi ke arah yang makin hebat. Perkembangan paling luar biasa dalam sejarah manusia, menurutnya, adalah pada abad ke-21 ini. Alasan inilah yang membuatnya berpendapat bahwa “tidak ada alasan untuk percaya bahwa generasi kita, atau milenia ini, akan menjadi yang terakhir di bumi”.

Bahasa lain telah diungkap Hawking, bahwa manusia sedang mempersiapkan era keabadian, melalui perekaman dan otak. Bagi mereka, rumus demikian yang sangat masuk akal. Mungkin berbeda dengan ilmu dan keyakinan kita. Pandangan kita bisa jadi akan jauh berbeda.

Ada pesan yang bisa ditangkap, bahwa dengan ilmu dan keyakinan sendiri, tidak mungkin pula melupakan bagaimana manusia dan perkembangannya bertahan sedemikian rupa. Pada masa depan ia menjadi kekuatan sekaligus semangat untuk dapat bertahan hidup. Ada satu rumus dari keyakinan saya, bahwa bertahan hidup harus bermakna untuk mempersiapkan hidup, yang tidak hanya akan berhenti pada masa di dunia, namun akan berhadapan dengan kehidupan setelah dunia. Kita harus mempersiapkan diri untuk itu.

Leave a Comment