Peran orang kecil sering luput dihitung. Banyak hajatan, justru tidak bisa digeser betapa besar peran mereka yang kecil. Kecil dalam konteks ini lebih kepada strata sosial, yang secara ekonomi dan politik, pada posisi yang rendah. Biasanya mereka tidak memiliki peran lebih di kampung, selain dengan peran-peran kecil.
Saat orang-orang yang merantau, pulang ke kampung halaman, orang-orang yang kecil itu sering terlupa begitu saja. Begitu juga dengan kehadiran kita ke rumah orang-orang yang baru pulang, termasuk mereka yang sudah berhasil di berbagai tempat.
Selain itu, kita sendiri sering hanya fokus untuk orang-orang yang sudah berhasil –menurut pikiran kita. Rumah orang-orang yang strata lebih tinggi, umumnya lebih ramai. Berbeda dengan rumah orang-orang biasa, hanya sedikit yang datang.
Suatu waktu ada orang tua kolega yang meninggal dunia. Saya berkesempatan datang ke rumahnya di hari ketiga. Karena memiliki waktu yang lumayan luang, bisa sedikit lebih lama di kampung itu.
Setiap ada peristiwa begini, salah satu tempat yang paling favorit saya duduk adalah di dapur. Untuk menjamu orang-orang yang datang berkunjung, biasanya tuan rumah menyediakan sedikit minuman. Dan untuk menyediakan itu, ruang kontrol dibuat sedikit dapur di belakang atau di samping rumah.
Di tempat ini pula orang-orang kampung yang datang membantu, itu akan berkumpul, untuk mengetahui apa saja yang bisa dikerjakan.
Hal menarik yang saya dengar adalah kebiasaan di kampung. Untuk mengelola dapur, biasanya hanya akan dilakukan oleh beberapa orang saja. Tidak pada semua orang. Dan orang ini, tidak masalah akan dibayar atau tidak. Orang rumah yang memiliki kelebihan, biasanya akan memberikan sedikit jerih, sebarang untuk membeli beras untuk dibawa pulang.
Peran semacam ini sangat sering hanya dilakukan oleh orang kecil. Orang-orang yang kadangkala tidak menunggu untuk diminta bantu. Ketika ada musibah, akan datang orang-orang semacam ini untuk membantu. Peran semacam ini tidak bisa dilupakan.
Banyak kita, mau orang besar atau bukan orang besar, mudah sekali melupakan jasa orang kecil. Kita sering berpikir seolah orang kecil saja yang tergantung dengan kita. Sebaliknya, seolah-olah kita sama sekali tidak tergantung dengan orang kecil.
Istilah orang kecil, harus dilihat dalam dua konteks. Pertama, dalam stratifikasi sosial, orang kecil adalah orang yang menempati strata kehidupan paling bawah. Dalam hal ini bisa dilihat masing-masing secara ekonomi, politik, maupun budaya. Secara ekonomi, orang kecil memiliki kemampuan kecil dalam penguasaan dan akses terhadap barang dan jasa. Secara politik, orang kecil jauh dari keberpihakan kekuatan kebijakan. Secara budaya, orang kecil tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam masyarakat.
Kedua, dalam ruang yang lain, terutama terkait dengan posisi di hadapan Pencipta, tidak ada jaminan bahwa orang kecil memiliki kemuliaan hidup yang rendah dibandingkan orang tidak kecil. Orang-orang kecil bisa lebih mulia ketimbang orang tidak kecil. Dari orientasi hidup, orang kecil bisa lebih bersahaja ketimbang orang bukan kecil.
Dengan mengaitkan dengan apa yang bisa dilakukan orang kecil, mari kita lepaskan dua konteks di atas. Ini masalah hubungan antara orang kecil dan bukan orang kecil.
Orang kecil memiliki peran sentral, yang hanya mereka yang bisa melakukannya. Orang yang akan memanjat kelapa, dan sejenisnya, rasanya sulit sekali dilakukan oleh orang tidak kecil. Padahal biasa saja. Orang yang tidak kecil bisa berkilah, bahwa apapun kebutuhan, tinggal dicukupkan dari pasar. Lalu pasar itu akan mendapatkan berbagai kebutuhan dari siapa?