Cerita dari Pinggir Kampus

Sebuah rencana pembangunan idealnya harus didukung banyak pihak yang terkait. Terutama dari segi keilmuan. Tidak bertumpu pada bidang tertentu saja karena pembangunan itu sendiri pada dasarnya sangat kompleks. Keterlibatan manusia harus seiring dengan tujuan pembangunan …

Sebuah rencana pembangunan idealnya harus didukung banyak pihak yang terkait. Terutama dari segi keilmuan. Tidak bertumpu pada bidang tertentu saja karena pembangunan itu sendiri pada dasarnya sangat kompleks. Keterlibatan manusia harus seiring dengan tujuan pembangunan manusia di dalamnya. Berbagai pembangunan yang dilaksanakan, pada dasarnya untuk menjawab kebutuhan manusia.

Dua tahun yang lalu, saya dilibatkan dalam satu survei penting. Universitas Syiah Kuala, setelah menetapkan enam desa binaan, akan menindaklanjuti dengan sejumlah program yang dibutuhkan warga. Untuk proses penentuan ini, dilakukan survei. Sejumlah orang dari beberapa program studi ikut dalam survei ini. Berdasarkan keragaman orang yang ikut serta, tampak hal yang ingin dilakukan kampus sangat terpadu. Konsep mendesain dari awal berjalan dengan baik.

Pelaksanaan survei dilakukan untuk menentukan kebutuhan warga. Dengan cara ini, secara ilmiah diperkirakan semua harapan akan mendekati kenyataan. Jadi apa yang ingin dilaksanakan tidak semata soal kepentingan kampus selaku pelaksana, melainkan terkoneksi dengan kebutuhan mereka sebagai penerima. Dengan konsep ini, apa yang dilaksanakan akan tersambung dengan kebutuhan.

Catatan keterkaitan itu sangat penting saat banyak program yang melupakan kepentingan mereka yang menerima. Partisipasi warga sering diabaikan. Bahkan untuk bantuan atau hibah, sering partisipasi tidak ada yang peduli. Sudah ada sesuatu yang ingin dilaksanakan dan seolah penerima tidak ada hak untuk menyampaikan harapannya. Dengan konsep partisipasi, hal ini ingin diubah. Maka jalan untuk mendalami apa yang menjadi kebutuhan sangat penting.

Kegiatan ini sendiri sebagai bentuk pengabdian kampus untuk gampong sekitar. Setiap tahun, kampus memiliki program secara bergilir diperuntukkan bagi gampong-gampong yang berdekatan dengan kampus. Berbagai hal dilakukan selain sebagai ruang pengabdian, juga diharapkan akan kesaling-silang kampus dan tetangga. Upaya ini lebih dalam menjadi modal sosial dalam pembangunan di daerah ini.

Berbagai kebutuhan yang harus ditanggulangi. Warga menginginkan ada proyek pompanisasi untuk sawah mereka. Selama ini, air tidak bisa menjangkau kondisi sawah yang terletak lebih tinggi dari sumber air. Pompanisasi dipandang sebagai jalan keluar. Untuk proyek ini, berbagai tugas dibagi. Tidak semua mampu disediakan kampus. Untuk kebutuhan mesin akan dibeli dengan menggunakan dana sejumlah gampong yang terlibat. Mereka akan mengalokasi sejumlah tertentu untuk kebutuhan mesin. Kampus menyediakan sumber daya manusia untuk mendesain proses pengairan yang adaptif dengan kondisi lapangan. Tenaga pengawas juga akan disiapkan kampus sesuai dengan standard an kompetensi.

Selain kebutuhan tenaga lapangan, kampus juga memfasilitasi kebutuhan lain yang tidak kalah penting. Penggunaan dana bersama dengan anggaran bersama, harus memiliki dasar kebijakan yang jelas, agar tidak menjadi masalah. Dalam konteks ini, kebutuhan akan perancang peraturan menjadi penting untuk terlibat. Untuk kebutuhan ini, segala kebutuhan sumber daya manusia dan dana akan ditanggulangi oleh kampus. Seingat saya, tahun lalu, kampus mengalokasikan empat program pengabdian di lokasi desa binaan kampus.

Kebutuhan semacam ini menjadi sederhana ketika ditanggulangi bersama, dengan kerja bersama pula. Kemauan bekerja sama dan saling terbuka menjadi kunci bagi pembangunan seutuhnya. Tidak hanya pembangunan fisik, termasuk di dalamnya pembangunan mental. Berbagai kebutuhan dalam pembangunan pun, sepelik apa pun bisa ditanggulangi bersama. Dua tahun yang lalu kami berpengalaman tentang itu. Idealnya pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran yang lebih luas dalam masyarakat.

Leave a Comment