Jalan pikiran ini terlintas begitu saja. Keterhubungan antar makhluk, tidak boleh diabai. Semua hasil ciptaan dan makhluk yang ada di dunia, tentu tidak ada yang sia-sia. Makhluk kecil sekalipun akan mendapat peran tertentu di dunia. Terlepas disadari atau tidak oleh manusia.
Untuk makhluk saja harus diberi tempat, konon lagi terhadap sesama manusia. Tidak boleh bengis. Kesadaran keterhubungan dan saling membutuhkan, akan disadari manusia pada saatnya.
Hal ini pula yang saya pikir tiba-tiba. Suatu malam, lewat satu cicurut lewat lubang kamar mandi, saya berpikir tentang beberapa hal yang mungkin tidak terlalu penting. Lubang kamar mandi –lubang menuju saluran pembuangan, ukurannya kecil, namun ternyata bisa dilewati. Saya bisa merasakan ada bau, yang mungkin disebabkan binatang ini bergelimang dalam saluran pipa-pipa kecil untuk saluran pembuangan masing-masing rumah. Kebetulan tempat saya tinggal dulu ada di kawasan padat penduduk, yang rumahnya berdempet satu sama lain.
Ternyata binatang ini sangat pemalu. Saya tidak sadar di dinding kamar mandi ada lubang kecil ke arah luar. Jadi ada dua lubang. Lubang yang satu menuju ke saluran, sedangkan lubang kedua di dinding yang bocor. Dari lubang saluran kamar mandi, cicurut menuju ke lubang dinding. Karena saya ada dalam kamar mandi, awalnya binatang ini tidak jadi naik. Namun ketika saya mencoba berdiam beberapa saat, dan mungkin binatang ini merasa sudah aman, baru ia naik dan lekas menuju lubang. Nah saat ini pula saya menyadari ada lubang dinding bagian bawah kamar mandi.
Hal lain yang saya pikir adalah mengenai banyaknya pipa yang tertaman di bawah ruman-rumah di sini yang padat. Maklum, kompleks tempat saya tinggal sementara ini, rumah tersusun berlapis-lapis. Bisa dibayangkan semuanya pasti mempunyai saluran pembuangan. Ukuran pipa juga mungkin bisa berbeda-beda. Ada yang besar, namun kebanyaka berukuran kecil. Ukuran besar hanya dipakai sebagai saluran utama yang tersambung dari pipa-pipa kecil itu. Saya tidak bisa membayangkan sekiranya ada satu saja bahan yang bisa membuat tersumbat pipa itu, maka berimplikasi kepada setumpuk rumah.
Di sini mungkin pentingnya semua penghuni saling menjaga agar tidak membuang apapun ke dalam saluran kecil masing-masing. Karena jika terjadi sumbat, maka yang akan menerima dampak bukan saja mereka yang melakukan, melainkan semua yang terhubung di saluran pembuangan di bawah rumah-rumah tersebut.
Lewat saluran-saluran kecil itulah tikus-tikus itu berwara-wiri. Mungkin kalau di luar rumah, tikus-tikus got terutama, saya sering melihat. Ketika tikus masuk rumah demikian, maka sudah seharusnya kita berhati-hati. Utamanya makanan yang tidak boleh lagi menaruh sembarangan. Sejauh ini saya belum menemukan ada barang-barang yang terdapat bekas gigitannya. Atau mungkinkah jenis cicurut ini hanya menumpang lewat? Sebagai mamalia, ia ditemui di semua negara. Dengan ancaman yang berbeda-beda. Selain di got, tikus juga ada di sawah, yang ketika menimbulkan kegeraman petani, kita baru tahu bahwa ternyata ia juga membawa masalah di sana. Akan tetapi bukankah masalah itu muncul ketika rotasi alami tidak berlangsung? jangan-jangan ada rantai yang terputus, ketika mereka tidak bisa lagi mendapatkan apa yang seharusnya mereka makan, lalu mereka memilih jalur lain yang dapat berarti berebut dengan kepunyaan manusia.
Orang akan membutuhkan usaha lebih untuk mengatur ritme kehidupan ini. Manusia juga memiliki singgungan dengan binatang, walau itu binatang kecil seukuran tikus sekalipun. Nah, ketika tikus sudah naik dan hilir-mudik ke dalam rumah, apakah ini juga bagian karena manusia tidak menyediakan akses lain terhadap mereka? Entahlah. Yang jelas perilakunya tidak boleh dijadikan contoh.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.