Dunia Berbalut Plastik

Saya bangga bahwa kampus tercinta ini, Universitas Syiah Kuala, menjadi salah satu kampus yang mendeklarasikan minimalisir pemakaian plastik. Rektor mengeluarkan kebijakan agar seluruh sivitas akademika tidak lagi menggunakan plastik. Kebijakan dalam waktu cepat adalah mengganti …

Saya bangga bahwa kampus tercinta ini, Universitas Syiah Kuala, menjadi salah satu kampus yang mendeklarasikan minimalisir pemakaian plastik. Rektor mengeluarkan kebijakan agar seluruh sivitas akademika tidak lagi menggunakan plastik. Kebijakan dalam waktu cepat adalah mengganti semua wadah makanan dan minuman, untuk tidak lagi memakai plastik. Keberanian ini, akan memungkinkan turun drastis penggunaan plastik di kampus. Penggunaannya bisa diukur, karena setiap rapat, entah berapa plastik yang dihabiskan.

Penggunaan plastik, sangat dominan dalam kehidupan. Plastik sudah menjadi pelengkap dalam memudahkan kehidupan manusia. Berbagai lini kehidupan sudah tersedia plastik, yang bisa diperoleh dengan harga murah. Apa saja yang kita beli di pasar, bisa diberikan plastik berlapis-lapis. Sekali belanja ke pasar, bisa saja membawa pulang hingga sepuluh plastik. Penggunaan plastik dalam kehidupan yang makin konsumtif, jelas semakin tidak terbendung. Padahal dampak penggunaan plastik tidak sederhana bagi kehidupan. Plastik sebagai bahan yang tidak terurai dalam waktu satu abad. Jika tanah sudah dipenuhi plastik, dapat dipastikan semakin kecil tanah bisa dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terkait ekosistem. Dampak plastik itulah yang ditakutkan dalam kehidupan. Ahli lingkungan mengingatkan potensi kerusakan dan terganggunya kemampuan daur ulang bumi sebagai penyangga kehidupan manusia. Ketika penggunaan plastik tidak ditanggulangi, maka dampaknya bagi kehidupan manusia jelas makin nyata.

Alasan inilah, posisi kebijakan di kampus ini begitu penting, dengan jumlah sumber daya yang ada di dalamnya, kebijakan semacam ini sangat berdampak positif dan strategis. Jika ditelusuri lebih jauh, dalam lima hari kerja, dengan 130 program studi, maka akan menghemat penggunaan plastik signifikan. Dua kali saja dalam seminggu rapat masing-masing program studi, berapa banyak penggunaan plastik yang akan berpotensi dikurangi. Penggunaan plastik jelas signifikan menurun, ke level lainnya. Ada 1.579 orang dosen. Tahun ini, lebih 9.000 mahasiswa diterima, dengan 23 ribu lebih mahasiswa yang aktif. Kebijakan kampus ini, sangat berpengaruh pada jumlah penggunaan plastik.

Masalahnya adalah apa yang akan dipakai untuk menggantikan plastik? Jelas banyak temuan yang muncul. Berbagai wadah lain bisa mengganti posisi plastik, terutama bahan-bahan yang mudah terurai. Salah satu yang dipakai selama ini, terutama di sejumlah kawasan yang sudah mencoba meninggalkan plastik, adalah kertas. Namun harus menjadi catatan, bahwa kertas itu sendiri bukan tidak berdampak. Kertas yang kita pakai adalah terbuat dari bahan baku kayu, dan sejenisnya. Penggunaan kertas secara masif juga akan mengakibatkan potensi kerusakan dalam sektor yang lain, yakni kerusakan hutan. Saya kira hal inilah yang harus dipersiapkan. Jangan sampai mengurangi kerusakan yang satu, bisa memunculkan kerusakan yang lain. Beriringan dengan itu, perubahan pola hidup manusia bisa menjadi pilihan untuk mengurangi beban bumi yang semakin tua. Selamat hari lingkungan hidup sedunia.

Leave a Comment