Injury Time

Kekuatan penuh biasanya akan keluar saat waktu mendesak. Pekerjaan sepertinya lebih mudah diselesaikan pada waktu yang kepepet. Seperti ada kekuatan yang luar biasa pada waktu yang demikian, sehingga kekuatan ekstra muncul. Kekuatan ekstra ini yang …

Kekuatan penuh biasanya akan keluar saat waktu mendesak. Pekerjaan sepertinya lebih mudah diselesaikan pada waktu yang kepepet. Seperti ada kekuatan yang luar biasa pada waktu yang demikian, sehingga kekuatan ekstra muncul. Kekuatan ekstra ini yang dimanfaatkan orang-orang dalam menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang sedikit itu.

Entah apa yang terjadi jika di waktu ujung itu, sesuatu yang dibayangkan itu ternyata tidak selesai. Inilah masalahnya. Enak bekerja di waktu santing. Seharusnya kita berpikir untuk menggunakan energi super itu untuk melaksanakan aktivitas dengan sempurna.

Kekuatan dari energi yang besar itu, ketika digunakan dari awal, mungkin akan lebih bermakna ganda. Di satu sisi, menghindari waktu yang sedikit dalam menyelesaikan tugas yang kadang krusial. Di sisi lain, ada kekuatan yang bisa dihemat untuk dimanfaatkan untuk kepentingan lain yang lebih besar. Bukankah sepanjang hari kita memiliki aktivitas yang bertumpuk dan semua harus diselesaikan?

Pengalaman di kampus selama ini, sibuk itu agak terasa di menit-menit akhir. Injury time. Akhir semester, semua elemen tampak sibuk. Para mahasiswa, umumnya sibuk dengan target. Bahwa di tempat menempuh pendidikan, sudah ditentukan jenjang waktu studi. Seandainya mahasiswa tidak menyelesaikan, maka akan terancam dengan dikeluarkan. Bagi mahasiswa, ancaman pengeluaran tentu sangat berat. Sudah menunggu sekian waktu, tiba-tiba di titik akhir terancam demikian, tentu sangat menyakitkan. Makanya semangat bergelora ketika sudah di akhir. Semangat yang seyogianya digelorakan dari awal pendidikan, mungkin akan mendapatkan hasil yang lumayan berbeda. Namun karena mengejarnya di akhir, maka kelihatan sibuk yang luar biasa.

Entah siapa yang bisa disalahkan dalam kondisi demikian. Sama seperti ketika sedang menjalani kuliah. Tugas yang diberikan oleh dosen tidak langsung dikerjakan pada waktu dekat. Pengerjakan tugas sering baru dikerjakan ketika hampir waktu finish. Sepertinya ada kesan enak bekerja waktu santing demikian.

Fenomena ini jamak sekali. Bahkan ketika mengajar di sarjana pun, mahasiswa yang diberikan tugas baru kelimpungan mengerjakan tugas sehari terakhir. Bahkan ada mahasiswa yang baru mengejar pada jam-jam mau penyerahan. Tidak tahu, apakah mungkin menunggu momentum akan ada kebaikan dari para tetangga untuk membantu si mahasiswa untuk mengerjakan tugas. Atau memang seperti di awal, semangat di akhir itu jauh lebih tinggi dan membuat semuanya seperti mudah dikerjakan.

Dalam berbagai level pendidikan pun, khususnya di perguruan tinggi, di akhir semester juga sibuk dengan keharusan pertanggungjawaban hasil penelitian yang dilakukannya. Kita tahu bahwa setiap mahasiswa, baik strata satu, strata dua, maupun strata tiga, harus melakukan penelitian akhir. Karya itu pada akhirnya menjadi bukti dan menjadi pemikiran yang akan disumbangkan kepada banyak pihak. Masalahnya ketika itu dilakukan dengan tergesa, karena dikejar target, bagaimana bisa memberikan hasil maksimal. Pertanyaan yang tidak kalah penting sebenarnya, adalah apakah yang mengerjakan dengan waktu yang sudah dipersiapkan, akan mendapatkan hasil luar biasa? Pertanyaan begini, hanya bisa dijawab oleh masing-masing yang melakukan. Namun yang jelas persiapan untuk melakukan sesuatu yang serius, harus dilakukan dengan persiapan yang bagus dan matang. Tidak tiba-tiba.

Masalah tanggapan juga berbeda. Orang-orang yang akan berjuang pada titik akhir, sering mengharap adanya kebaikan hati dari orang-orang yang berkaitan dengannya. Pada posisi demikian, sudah hilang tekad untuk menghasilkan yang lebih berkualitas. Orang-orang disarankan untuk memilih pola yang demikian. Melakukan sesuatu ada baiknya dipersiapkan dan tidak hanya mengerjakan momentum pada detik-detik akhir yang menyebabkan rasa kasihan yang dominan. Kita harus bisa membuktikan bahwa perjuangan keras akan berhasil sesuai dengan harapan dan cita-cita. Sesuatu yang lahir dengan tekad dan persiapan yang matang, seminimal apapun hasilnya, yang mengerjakan akan bisa berjalan dengan kepala tegak. Percayalah.

Leave a Comment