Idealnya kita tidak main-main dengan orang-orang yang di sekitar kita. Terutama dikaitkan dengan tanggung jawab sosial yang idealnya harus senantiasa ada. Tidak boleh tidak. Mengabaikan hal ini akan ada balasannya.
Ada satu hal yang sering dipertanyakan mengenai mengapa kita dianjurkan untuk tidak hidup bermewah-mewah. Mewah sebenarnya untuk menunjuk sesuatu yang serba banyak, atau serba berlebih. Dalam kehidupan, hidup sederhana itu sangat penting. Sederhana itu menunjuk pada sikap yang bersahaja, tidak berlebih-lebihan. Dengan demikian, seseorang yang hidupnya sederhana, sama sekali bukan ingin menggambarkan bahwa orang tersebut serba kekurangan. Berbeda yang dimaksud antara sederhana dengan berkekurangan. Kata yang disebut terakhir ini dekat dengan kemiskinan. Sementara dalam agama, kita diingatkan untuk tidak berada dalam kemiskinan, karena posisi yang demikian sangat dekat dengan kekufuran.
Sikap berlebih-lebihan akan berefek kepada banyak hal. Rasul mengingatkan kita untuk makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Makan agar dilakukan dengan penuh kontrol. Dengan kondisi sebelum lapar, memungkinkan kita makan dengan bersahaja, yang berbeda ketika kita dalam posisi lapar. Orang yang berada dalam posisi lapar akan sulit mengatur kesopanan dalam makan. Begitu juga dengan efek dari kekenyangan. Orang yang dalam posisi kenyang, akan sulit bergerak dengan lincah, terutama untuk melakukan ibadah. Orang yang banyak makan, sulit untuk terbangun malam, semisal untuk beribadah secara bersahaja. Terkait dengan kesehatan, faktor makan berlebih juga menjadi salah satu pemicu berbagai penyakit bagi manusia. Tak terkira jumlah penyakit yang ditimbulkan karena makan berlebih ini.
Jadi berbeda apa yang disebut sederhana dengan berkekurangan. Orang kaya juga banyak yang berjiwa sederhana. Orang yang memiliki jabatan, tidak menghalang untuk berkomunikasi dengan semua orang di sekelilingnya, dengan tanpa melihat strata masing-masing. Orang kaya yang berlebihan, selalu melihat posisinya sebagai posisi yang ekslusif, dengan level tertentu, yang hal itu dianggap berbeda dengan manusia lain yang dianggap berlevel di bawahnya. Berbeda dengan orang kaya yang sederhana, tidak membuatnya berhijab untuk berinteraksi dengan orang-orang yang ada di jalan atau di manapun tempatnya. Orang yang tipe demikian, juga tidak pelit terhadap kondisi sekitar. Malah mereka akan gundah melihat kondisi sekelilingnya yang tidak menguntungkan.
Orang yang memiliki jabatan namun berlebihan, akan menganggap jabatan itu sebagai sesuatu yang akan dibawa mati. Lalu ketika jabatan hilang dari tangannya, merasa dunia seolah sudah berakhir. Tipe yang demikian, bahkan untuk mengejar jabatan akan melakukan apapun. Tidak peduli apa yang dilakukan itu baik atau buruk, halal atau haram. Maka orang yang memiliki jabatan, sangat penting sederhana, agar ia selalu ingat setiap waktu bahwa semuanya adalah titipan yang sama sekali tidak kekal.
Orang tidak boleh begitu mudah berpaling dari posisi demikian. Dengan kebersahajaan yang memungkinkan orang akan santun pada sesama. Pada saat yang sama, orang-orang akan memiliki kasih sayang terhadap tubuhnya, berpikir akan masa depan akhiratnya, dan penuh kasih sayang terhadap manusia lainnya.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.