Kejahatan

Memperlakukan orang lain secara tidak layak, sama sekali tidak boleh dikaitkan dengan angka. Seseorang yang diancam dengan hukuman maksimal, bukan utama disebabkan karena membunuh banyak orang. Dalam QS Al-Maidah ayat 32 diingatkan bahwa membunuh satu …

Memperlakukan orang lain secara tidak layak, sama sekali tidak boleh dikaitkan dengan angka. Seseorang yang diancam dengan hukuman maksimal, bukan utama disebabkan karena membunuh banyak orang. Dalam QS Al-Maidah ayat 32 diingatkan bahwa membunuh satu orang tanpa sebab, sama dengan membunuh seluruh manusia, demikian juga sebaliknya, memelihara dan memperlakukan seorang manusia secara bersahaja sama dengan memelihara seluruh manusia. Betapa perilaku manusia sangat penting untuk membuat peradaban itu akan maju cerah dan beradab, atau sebaliknya, mundur dan akan tenggelam dalam lumpur yang hitam.

Tidak bisa dibayangkan dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Ketika membuka televisi, semua memiliki program kriminal, yang dalam tayangan demikian, seolah tampak perilaku manusia yang kian hari semakin tidak beradab. Perilaku kriminal seperti tiada habisnya, dengan pola dan kualitas yang selalu meningkat. Pola kejahatan yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan, sekarang mampu dilakukan oleh manusia. Dalam posisi tertentu, memang psikologis manusia akan diperiksa. Seorang pembunuh dengan pola yang sangat kejam, selalu akan diperiksa kejiwaannya. Seseorang yang melakukan sesuatu yang tidak mampu nalar manusia mendalaminya, akan dianggap jangan-jangan ada masalah dengan jiwa manusia pelaku. Inilah yang menyebabkan kondisi psikologis penting untuk diketahui.

Apa yang sangat menyesakkan dada? Ketika suatu pola kejahatan kemudian ditayangkan secara lengkap. Stasiun televisi terkesan seperti berlomba untuk mendapatkan data sedini mungkin untuk menayangkan kepada publik. Berita terbaru dianggap akan memberi nilai lebih bagi televisi yang bersangkutan. Makanya sesuatu yang terjadi, lalu dilakukan penelusuran hingga ke akar-akarnya. Sesuatu yang terjadi, lalu ditayangkan, bahkan sangat jarang untuk membatasi kepada publik. Terkesan saling berlomba ini, membuat masing-masing televisi menumbuhkan kita tertentu untuk membuat sesuatu itu menjadi berbeda. Tak mengherankan sesuatu yang sudah basi, lalu didaur ulang agar terlihat baru, dengan mencongkel informasi dari berbagai lini.

Publik lalu menyaksikan berbagai corak dan pola kejahatan yang terus berubah. Pada saat yang sama, ternyata corak atau pola tersebut diulang oleh orang lain. Perilaku yang satu yang bisa saja sebagai sesuatu yang baru, lalu dalam waktu yang tidak terlalu lama, hadir dan dilakukan oleh banyak orang yang lain. Apa yang menyebabkan ini cepat menyebar? Peran tayangan tidak bisa dianggap sepele. Orang berpotensi mendapat inspirasi dari apa yang dilihatnya, untuk dilakukan pada waktu yang lain. Orang yang baik akan menjadikan inspirasi tersebut untuk melakukan sesuatu yang baik. Sebaliknya, mereka yang berniat jahat, akan menjadikan pola jahat tersebut bagi perilaku buruknya.

Tidak bisa dibayangkan ketika banyak orang hanya mengulangi perilaku buruk. Dengan demikian angka terus melonjak, walau dalam nilai, sebenarnya bukan masalah angka. Melainkan pada sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam bentuk yang baik atau buruk tersebut.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment