Kelas Menulis

Sejak pulang sekolah, ada sejumlah kelas menulis yang saya isi. Ada sambutan yang menarik, pun tidak jarang, dalam kelas hanya orang-orang yang hanya untuk cukup syarat. Panitia, biar tidak malu, terkesan hanya mengumpulkan orang, tidak …

Sejak pulang sekolah, ada sejumlah kelas menulis yang saya isi. Ada sambutan yang menarik, pun tidak jarang, dalam kelas hanya orang-orang yang hanya untuk cukup syarat. Panitia, biar tidak malu, terkesan hanya mengumpulkan orang, tidak peduli peserta itu suka atau tidak tentang diskusi menulis. Padahal yang saya inginkan, bukan pada jumlah, melainkan pada jiwa mereka yang suka belajar dan diskusi menulis.

Untuk kelas yang berisi mereka yang suka, selalu enak diajak bicara. Tidak saja memberi, tetapi juga menerima. Tak jarang, apa yang saya terima jauh lebih dahsyat dari yang saya beri. Namun begitulah, hidup itu saling bertukar pengetahuan dan informasi. Orang-orang yang tidak mau berbagi untuk memudahkan orang lain, maka berkemungkinan ia akan menghadapi banyak kesulitan dalam hidupnya.

Kelas menulis yang saya isi, ada satu hal yang saya harus sampaikan, mengenai batasan saya membuka jaringan maya. Tidak semua waktu saya harus tersambung, karena dalam batas tertentu, jaringan maya juga akan mengganggu kerja. Dulu ketika sekolah, saya pernah mematikan media sosial bertahun-tahun, namun saat masuk dengan menggunakan akun dan password yang sama, ternyata masih bisa.

Inti yang saya ceritakan adalah pada jalur maya. Saya tidak bisa membuka hubungan maya setiap waktu. Pernah suatu waktu, ada orang yang menanyakan kepada saya tentang jawaban yang dibutuhkan. Seandainya mereka ada menanyakan sesuatu, melalui jaringan chat (chatting), seringkali baru saya jawab keesokan harinya. Kata yang dipakai untuk mempertanyakan itu, apakah saya jarang online?

Saya tidak bisa menjelaskan kata ini (online) secara rinci. Maksudnya apakah jaringan saya tidak selalu hidup?

Sebelumnya, seorang yunior saya di asrama, yang kini tinggal di Jakarta, menanyakan hal yang sama. Memang ada banyak fasilitas dan kemudahan dalam memanfaatkan berbagai fasilitas tersebut. Dengan alat yang murah, sudah tersedia banyak fasilitas. Sebelumnya lagi ada mahasiswa saya yang ingin bertemu, namun ia menghubungi saya tidak melalui pesan pendek.

Untuk hal ini, saya mungkin berbeda dengan orang kebanyakan. Saya mungkin termasuk salah satu orang yang tidak bisa menggunakan jaringan internet dalam 24 jam per hari. Saya harus membatasi penggunaan internet karena akan terganggu kerja yang lain. Makanya saya tidak bisa selalu online.

Hal lain yang sedang saya jaga adalah komitmen saya untuk membuka jaringan internet, kecuali membuka e-mail, hanya beberapa jam saja. Untuk hal lain, kalau tidak sangat penting, saya tidak akan membukanya.

Selama ini saya sudah bisa konsisten dengan pilihan begitu. Soalnya ketika internet terbuka, konsentrasi saya berubah. Saya juga memiliki flash sejak empat tahun lalu. Logikanya, kapan saja saya mau, bisa membuka apapun. Di samping itu, berbagai alat yang sama dengan flash juga tersedia dengan berbagai harga: mulai dari murah hingga mahal. Wifi pun bukan lagi barang mewah. Konon lagi di tempat kita, apabila ingin menggunakan secara gratis, hampir semua kedai kopi menyediakan fasilitas wifi. Sedikit sekali kedai kopi yang tidak menggunakan wifi. Merambah lagi ke angkutan. Bahkan terminal dan bandara. Intinya jaringan itu adalah sesuatu yang sudah terbuka selebar-lebarnya.

Namun untuk hal tertentu, saya membatasinya. Saya berpikir, apa yang kita baca, kemudian akan berpengaruh ke jiwa. Saya ingin menulis sesuatu, dan untuk itu saya harus mempersiapkan energi, tiba-tiba membaca sesuatu yang tidak penting, energi yang saya simpan untuk menulis, harus terbuang sia-sia. Saya sering terjebak demikian, sesuatu yang mungkin berbeda dengan orang lain. Mungkin banyak orang bisa dua-duanya sekaligus. Ada orang yang bisa menulis sambil melihat berbagai hal yang lain.

Pilihan ini juga sebenarnya tidak terkait dengan murah tidaknya alat. Sekarang ini, alat murah menyediakan banyak fasilitas di dalamnya. Dengan barang yang sedikit murah, maka membuka berbagai hal yang membantu membangun komunikasi tersedia begitu rupa. Namun saya sendiri tidak bisa sekaligus demikian. Justru bagi saya akan terganggu. Saya jadi tidak bisa berbuat apa-apa.

Leave a Comment