Memakmurkan Cinta

Saya kira orang yang menyukai sesuatu akan melakukan hal yang lebih –barang kali melebihi apa yang dilakukan biasanya. Untuk kepentingan tersebut, kerap apa pun dilakukan, walau ada risiko yang menghinggap. Saya menamakan apa yang ingin …

Saya kira orang yang menyukai sesuatu akan melakukan hal yang lebih –barang kali melebihi apa yang dilakukan biasanya. Untuk kepentingan tersebut, kerap apa pun dilakukan, walau ada risiko yang menghinggap.

Saya menamakan apa yang ingin saya sampaikan hari ini adalah dengan istilah memakmurkan cinta. Kata pertama lebih sebagai upaya untuk meramaikan, membuat sesuatu menjadi makmur dan ramai. Sementara kata kedua, terkait dengan rasa suka sekali terhadap sesuatu. Kata ini juga sepadan dengan sayang benar, terpikat, ingin sekali, atau berharap sekali. Jika dua kata ini dipadukan, maka kurang lebih, akan bermakna kurang lebih upaya untuk meramaikan sesuatu berdasarkan sesuatu yang disertai dengan rasa ingin sekali.

Masing-masing memiliki cara bagaimana dua kata ini dimanifestasikan. Orang yang sedang dimabuk asmara, menyebutkan rasa terhadap lawan jenis tidak bisa dibendung. Orang yang dimabuk cinta palsu, akan berbuat apapun walau melanggar nilai agama. Padahal nilai tersebut ingin menjadikan cinta dipergunakan sebagai alasan yang semestinya. Tidak bisa atas nama cinta lalu suka-suka melakukan apapun. Semua ada batasnya dan manusia bisa menjadikan batas itu sebagai pemandu untuk melakukannya dengan tidak melanggar nilai apapun.

Di luar persoalan asmara, seseorang yang memiliki cinta terhadap aktivitas tertentu, ia akan ikut dengan berbagai cara. Mereka yang suka balap liar, akan mengorbankan mobilnya untuk ikut serta dalam balap-balap yang demikian. Kita lihat betapa mobil mewah digunakan untuk dirusak, dengan membawanya ke lokasi yang memungkinkan mobil itu akan mengalami kerusakan. Mereka yang suka naik ke gunung, akan menggunakan kesabaran untuk mencapai ke puncaknya, sehingga setiap waktu dipikirkan bagaimana gunung-gunung yang tinggi bisa dinaiki. Demikian juga dengan mereka yang suka memancing ke laut lepas, rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menyewa kapal motornya agar bisa ke sana.

Demikianlah, ketika rasa suka itu dilakukan. Banyak orang yang mampu menggunakan tubuhnya untuk melawan sesuatu yang alamiah. Orang yang butuh istirahat, namun ketika ada even tertentu yang kita cintai, kita akan mampu melawan rasa ingin istirahat. Bahkan dengan cara membantu dengan berbagai alat bantu, semisal suplemen, dan semacamnya. Intinya dengan rasa tersebut, memungkinkan orang melakukan sesuatu yang di luar kekuatan normalnya.

Bisa dibayangkan ketika rasa cinta ini dipergunakan untuk hal-hal yang strategis bagi masa depan kita sebagai manusia. Misalnya untuk kepentingan akhirat, sesuatu yang kita perbuat pada masa di dunia, niscaya akan kita petik hasilnya. Orang yang beribadah atau menyumbang untuk kepentingan agama, sering abai, karena memang dari rasa, barangkali ada yang bermasalah. Untuk hal lain bisa tidak terhitung kita keluarkan, tapi untuk sesuatu yang penting bagi kita sendiri, kita ogah-ogahan. Barangkali ada rasa cinta kita yang bermasalah, untuk lingkup tersebut.

Potensi inilah yang sangat strategis untuk kita gunakan. Potensi dengan melibatkan rasa cinta untuk melakukan hal-hal yang baik, tidak saja akan menggelorakan kekuatan untuk kita melakukan sesuatu, melainkan efeknya, kita akan mampu melakukannya sepanjang waktu.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment