Meninggalkan Jejak yang Baik

Tidak butuh waktu lama untuk menghasilkan sesuatu yang baik atau buruk. Sesuatu yang kita lakukan biasanya akan sepadan dengan respons yang akan kita terima. Tidak banyak orang yang melakukan sesuatu yang baik, mendapat balasan sebaliknya. …

Tidak butuh waktu lama untuk menghasilkan sesuatu yang baik atau buruk. Sesuatu yang kita lakukan biasanya akan sepadan dengan respons yang akan kita terima. Tidak banyak orang yang melakukan sesuatu yang baik, mendapat balasan sebaliknya. Memang ada sebagian orang mendapatkan respons yang buruk, padahal sudah berbuat baik. Biasanya dengan terus berbuat baik, respons itu akan berubah dengan sendirinya.

Ada kepentingan apa dengan sesuatu yang baik itu, pada akhirnya akan kelihatan. Orang yang melakukan sesuatu yang demi kepentingan tertentu, hanya akan bertahan sesuai dengan kepentingan itu saja. Orang yang hanya ingin dipuji, akan berhenti ketika pujian sudah didapat. Atau hanya ingin mendapatkan sejumlah bayaran, akan berhenti sesudah bayaran diterima.

Orang yang melakukan sesuatu yang baik semata karena ingin memperoleh kebahagiaan, maka ia akan berlangsung sepanjang masa. Selama hayat dikandung badan. Orang yang demikian akan berusaha untuk memperbesar rasa kebahagiaan dengan melakukan sesuatu yang baik itu.

Saya hanya ingin menyampaikan, bahwa disadari atau tidak, respons itu turut ditentukan dari apa yang kita lakukan serta niat apa yang ada di baliknya. Banyak orang sukses dan diterima dengan baik di mana pun, karena melakukan sesuatu dengan baik dan niat yang tulus-ikhlas.

Saya ingin cerita pengalaman. Ketika bertemu dengan teman yang dahulu seangkatan kuliah dengan saya. Dengan profesi yang berbeda, pengalaman yang kami dapat juga beragam. Salah satu yang ia ceritakan hari itu adalah bagaimana respons masyarakat di tempat bertugas.

Tidak semua orang diterima dengan baik di tempat kerjanya, baik kalangan internal mereka maupun masyarakat luas. Disadari atau tidak, terutama ketika di kantor, berbagai kendala ditemukan. Adanya penolakan secara halus atau terang-terangan terhadap seseorang, tidak selalu disebabkan oleh orang lain yang di sekitarnya. Sesekali harus ada instrospeksi, mungkin kita sendiri menjadi penyebab berbagai respons yang diberikan orang. Dengan jumlah orang dalam satu kantor saja bermasalah, bagaimana dengan orang yang lebih luas, yakni masyarakat tempatan. Termasuk respons masyarakat luas yang selama ini menjadi pihak yang menerima manfaat dari suatu pekerjaan yang kita lakukan.

Sudah banyak cerita mengenai bagaimana orang-orang yang diterima atau ditolak. Orang-orang yang diterima akan mendapat sambutan masyarakat sepenuh hati. Berbagai profesi berkemungkinan mendapat respons yang seperti itu. Ketika diketahui akan pindah, ramai orang akan meminta yang bersangkutan tetap tinggal. Sebaliknya untuk orang-orang yang gemar berbuat masalah, orang-orang berharap secepat mungkin kita akan keluar dari tempat tinggal mereka.

Teman saya menceritakan seniornya yang tidak dilepas masyarakat. Pihak di sekelilingnya merasa orang ini sebagai yang patut diteladani. Ketika diketahui ia akan pindah ke tempat baru, banyak tokoh masyarakat menjumpai pimpinannya, dan meminta yang bersangkutan untuk tetap ditugaskan di tempat mereka. Orang kampung juga ramai mengirimkan surat kepada pemerintah atasan di kota, dan meminta hal serupa, agar orang yang mereka kenal tidak dipindahkan. Namun tugas tidak bisa selalu begitu. Orang-orang yang bertugas digilir ke berbagai tempat, untuk mendapat pengalaman yang berbeda, sekaligus penyegaran. Orang tidak boleh sampai pensiun di satu tempat saja. Idealnya begitu.

Pengalaman demikian dialami oleh senior dari teman saya itu. Dengan banyak permintaan, ia tetap dipindahkan ke tempat lain. Orang-orang di tempat ia bertugas –termasuk masyarakatnya bisa saja merasa ditinggalkan begitu saja.

Kondisi tersebut tentu ada penyebabnya. Perilaku orang yang baik akan ditanggapi dengan hal yang baik pula. Orang yang suka kepada harmoni bersama, akan mendapat balasan yang setimpal pula. Demikian juga sebaliknya, orang yang suka perilaku buruk, juga akan mendapatkan ganjalan serupa.

Dalam dunia kerja, baik atau buruk turut ditentukan oleh bagaimana seseorang itu meresapi tugas dalam kerjanya. Dengan kesadaran penuh kerja sebagai kewajiban, akan menempa orang-orang untuk bisa berperilaku baik dan sepenuh hati. Orang bertipe seperti ini, memandang kerja tidak sebatas untuk mendapat sekian rupiah upah. Mereka sudah pada taraf bekerja untuk memberikan kebahagiaan kepada sebanyak mungkin orang.

Orang yang bermental seperti ini, pada akhirnya akan merasakan akhir yang baik. Tidak saja mereka akan disambut secara baik, orang begini juga akan dilepaskan dengan harapan baik pula. Ada capaian ganda yang tidak mudah diperoleh semua orang. Rasa kebahagiaan yang tidak terkira karena berhasil menjalankan tugasnya. Lalu kewajibannya sebagai seorang aparatur terselesaikan dengan baik.

Apakah Anda tidak ingin begitu?

Leave a Comment