Orang-orang yang berpikir menulis sebagai aktivitas penting, ia tempatkan dan dilakukan dengan waktu khusus. Ia akan menyiapkan secara khusus untuk itu. Menulis akan menghasilkan karya, dan karya akan dipakai untuk berbagai tujuan. Atas dasar kepentingan itu, maka menulis pun sebagai proses yang itu harus dipersiapkan.
Mempersiapkan diri yang saya maksudkan adalah mencakup banyak hal yang bisa dilakukan yang semua itu membuat Anda nyaman ketika mulai menulis. Orang-orang yang menggantungkan hidupnya dari menulis, tentu membutuhkan waktu yang khusus untuk menulis. Waktu itu, bisa kita bayangkan layaknya kita kerja dalam lingkup profesi.
Persiapan ini tidak hanya fisik. Anda bisa membayangkan ketika seseorang ingin bergadang menonton sepak bola, ia akan mengonsumsi minuman tertentu yang membuatnya terbelalak. Atau orang yang ingin shalat tahajud atau shalat malam, ia juga berusaha mengonsumsi sesuatu yang sehat agar mampu mewujudkannya. Orang-orang yang sudah mempersiapkan demikian, jika akhirnya tidak terlaksana, biasanya disebabkan faktor yang tidak diperhitungkan. Orang yang sudah berniat dan mempersiapkan diri bangun malam, misalnya, pada jam yang diinginkan berkemungkinan ia akan terjaga. Namun pada saat terjaga itu, apakah ia langsung bangkit, atau tidur lagi.
Pada dasarnya hal-hal yang selalu dipikirkan, semacam sesuatu yang direncanakan itu, berkemungkinan besar dilaksanakan. Inilah yang saya maksudkan ada perpaduan, antara aktivitas dengan tekad ingin melakukan sesuatu itu. Tekad inilah masuk dalam kategori persiapan yang harus dilakukan.
Untuk yang disebut terakhir, jangan lupa, persiapan fisik itu belum cukup. Ada tekad yang membuat Anda bisa terbangun tengah malam, saat orang lain sedang lelap. Jika tidur sebagai aktivitas yang sama dengan menulis, pasti Anda paham bahwa orang memilik tidur atau menulis, merupakan sesuatu yang bisa dipilih.
Inilah yang saya maksud mempersiapkan diri. Jiwa dan raga. Orang yang berusaha mempersiapkan dirinya untuk menulis, berimplikasi kepada kesiapan fisik dan mentalnya dalam mewujudkan itu. Sebaliknya, mereka yang tidak mempersiapkan diri, hasilnya cenderung sebagaimana kesiapannya itu.
Pertanyaannya Anda akan memilih mana? Jika Anda ingin menjadi seorang penulis, maka tentu persiapan harus dilakukan. Lain halnya jika menulis hanya sekedar suka-suka, kita tidak mesti mempersiapkan apapun.
Mari kita persiapkan diri untuk menulis. Kita persiapkan fisik dan mental. Kita persiapkan jiwa dan raga.