Secara sederhana, setiap pesan pada hakikatnya harus dipahami oleh penerimanya. Untuk pesan yang tidak dipahami, akan membuat apa yang hendak disampaikan tidak diterima dengan baik. Untuk pesan yang sifatnya biasa saja, salah dipahami tidak terlalu bermasalah. Namun untuk konteks semacam pesan rahasia, kesalahan dalam membaca pesan bisa berakibat fatal tidak hanya bagi pembawa dan penerima pesan, melainkan bagi pihak yang lebih luas.
Tidak mengherankan para pihak yang berkepentingan membayar mahal untuk mereka yang menyambung pesan. Pembawa dan penerima pesan mungkin dibayar di atas rata-rata. Tidak sedikit, mereka ahli dalam menyampaikan pesan, ditempatkan khusus dalam lingkungan mereka.
Untuk berbagai pengalaman sederhana, orang-orang yang kita minta bantu untuk menyampaikan pesan, juga akan diperlakukan secara khusus. Mereka mendapat tempat istimewa. Berbagai kebutuhan kita jaga, segenap dengan proses pendampingan yang dibutuhkan.
Proses semacam ini dapat kita lihat dalam menyukseskan pernikahan seseorang. Proses itu dimulai dari berbagai tahapan di awal, yang turut ditentukan oleh penyampai pesan itu. Memang tidak semua orang yang akan menikah menggunakan penyampai pesan secara khusus. Konteks penyampai pesan pun berbagai macam dengan ragam kemampuan.
Pengalaman saya suatu kali. Ketika turut dalam satu rombongan antar calon pengantin, ada satu peristiwa yang membuat suasana menarik. Calon pengantin pria diantar oleh banyak orang, dalam tradisi tertentu diterima dulu di bawah rumah dengan sejumlah sambut-terima. Ada orang khusus yang dipersiapkan untuk menanyakan maksud rombongan. Demikian juga mereka yang menjadi rombongan tamu, ada orang khusus yang dipersiapkan untuk menjawab apa yang ditanyakan.
Hari itu, suasana sedang terik. Orang-orang mengipas diri dengan apa yang dimiliki. Mereka yang bertugas sahut-sambung, ternyata tidak lancar. Efeknya adalah kepada rombongan yang akan semakin lama merasakan kegerahan. Penanya dan penyahut ternyata belum begitu fasih. Antara pertanyaan dan jawaban tidak terantuk kata-katanya. Sebuah seni yang dibangun seperti tidak tercapai harmoni.
Saya menjadi salah satu dari rombongan tersebut. Hal yang saya pikir adalah betapa bahasa dan kata menentukan dalam kehidupan kita. Apa yang disampaikan oleh seseorang pada satu waktu, kepada orang lain, belum tentu diterima dengan baik pula pesan tersebut –baik di waktu tersebut maupun di waktu lain. Kadangkala di waktu tertentu di terima baik, namun di waktu yang lain tidak. Maksud penyampai pesan juga berbeda. Maksud yang baik, ketika yang menerima tidak secara baik, maka efeknya bisa berbagai macam. Apalagi bila maksud yang tidak baik, dengan pesan yang tidak baik pula, sudah pasti implikasinya tidak baik. Sebagian orang menyatakan kondisi sebagai proses komunikasi, yang dituntut tidak hanya pada soal pilihan bahasa dan kata yang digunakan, juga perlu memperhatikan waktu dan tempat yang tempat.
Mereka yang akan menyampaikan sesuatu pada tempat yang tepat, akan menghabiskan berminggu-minggu dalam memilih kata yang tepat untuk digunakan. Mereka yang akan berbicara pada waktu yang tepat, mungkin akan didiskusikan dengan banyak orang seandainya ingin menggunakan istilah yang tepat dalam penyampaiannya. Orang-orang yang berada pada posisi ini, sudah memiliki ilmu lain terkait dengan pemahaman dalam penggunaan kata. Tidak hanya itu, biasanya mereka juga akan memahami bahwa kata yang tepat tidak saja mencukupi, tanpa diiringi oleh nada yang tepat pula. Kata yang tepat bila dilakukan dengan nada yang tidak tepat, juga tidak jarang akan menimbulkan masalah.
Maksud baik dilakukan dengan kata yang baik, namun belum tentu pesan melalui kata yang baik itu akan terterima dengan baik. Orang yang menerima pesan yang disampaikan, kadangkala menerima secara tidak baik. Berbagai masalah yang selesai dalam kehidupan turut ditentukan bagaimana orang-orang yang menyelesaikannya dengan waktu dan kata yang baik. Saya teringat kisah kami mendengar sahut-sambut ketika mengantar calon pengantin. Karena antara penyahut dan penyambut yang tidak teratur dalam bertutur, bagi pengantar akibatnya. Dalam gerah, mengipas diri.
Fenomena tertentu memberi kabar, bahwa masalah besar bukan tidak mungkin terselesaikan dengan cara-cara sederhana. Bahasa akan sangat menentukan dalam hal memastikan bahwa pesan yang ingin tersampaikan sebagaimana mestinya. Pembawa pesan yang bisa menyederhanakan pesannya, akan menyelesaikan banyak masalah.