Rokok Candu dan Candu Rokok

Apakah Anda pernah mendengar, saat ada pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, karena alasan rokok? Ada kopi dan lain-lain. Pada posisi ini, persis seperti orang yang beralasan sedang tidak berada di …

Apakah Anda pernah mendengar, saat ada pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, karena alasan rokok? Ada kopi dan lain-lain. Pada posisi ini, persis seperti orang yang beralasan sedang tidak berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang sempurna. Teringat saya setiap kali memberi tugas kepada mahasiswa, terutama makalah, selalu dikerjakan di hari-hari akhir. Saat tugas tersebut tidak terpenuhi ekspektasi, ada saja alasan yang diberikan. Hal yang paling sering terdengar, sedang berada pada kondisi yang tidak menguntungkan. Tidak semua orang bekerja dan mempersiapkan diri dengan baik dalam mengerjakan sesuatu. Ketika tidak kesampaian, akan menjadikan sesuatu sebagai alasannya.

Alasan ini yang sering terdengar dari rokok. Orang mengaitkan rokok itu sebagai penggantung dalam menyelesaikan karya. Rokok sudah diposisikan sebagai candu yang membuat seseorang seolah tidak bisa menyelesaikan sesuatu tanpanya. Apakah ini berarti ada candu rokok yang berpengaruh dalam hidup kita? Rokok candu ketika seseorang merasa rokok itu sebagai alat yang akan membantu pekerjaannya. Padahal yang terjadi sesungguhnya adalah kerja candu dari rokok, sehingga orang berkelit ketergantungannya terhadap rokok seolah bukan karena candu. Teman-teman penulis saya, sering memberi alasan rokok ini. Katanya pikiran mereka akan bekerja dengan baik disertai dengan rokok di mulutnya.

Setelah saya berhenti merokok, saya merasa tidak konek dengan alasan itu. Bagi saya, itu semua alasan yang dibuat-buat. Bagi saya, tekad itu yang menjadi penentu dalam menyelesaikan pekerjaan kita. Keinginan untuk menyelesaikan, tidak ditentukan oleh adanya rokok atau tidak. Dalam kolom sebelumnya, saya sudah menjelaskan bagaimana saya berhenti merokok. Proses yang terjadi begitu saja dan juga ditentukan oleh tekad. Tidak semua orang mampu meninggalkan rokok dengan berbagai alasan. Tapi dengan pengalaman saya, bukan pula sebagai sesuatu yang sulit dan rumit untuk meninggalkannya. Orang hanya perlu berhenti yang diiringi tekad dan semangat untuk tidak mencobanya lagi.

Saya harus tegaskan proses ini tidak terlalu istimewa. Hanya saja perokok tidak mau mencoba dengan baik. Tidak ada usaha pula untuk menghadirkan pemantik, misalnya berusaha berpikir bagaimana kita bisa merokok sedangkan di sekeliling kita orang-orang yang seharusnya tidak terpapar asap rokok. Pertanyaan lainnya, bagaimana kita bisa tega membiarkan orang lain di sekitar kita terpapar asap rokok yang kita hisap? Ini posisi yang sungguh tidak adil dan menzalimi orang lain. Masalahnya walau merugikan orang lain, sering tidak ada perasaan lebih untuk mencoba menghargai dengan baik.

Adakah yang bisa paham mengapa hal demikian terus terjadi? Tidak semua orang mampu memilih dan memilah. Bahkan seperti membiarkan saja dirinya tidak perlu memikirkan kondisi orang lain yang berada di sekitarnya.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment