Setiap orang memiliki kekuatan yang tidak biasa dalam dirinya. Kekuatan ini akan keluar sendiri saat genting dan dibutuhkan. Secara refleks, orang bisa melakukan sesuatu yang tidak diperkirakan. Maksud kata refleks untuk menggambarkan gerakan yang otomatis dan tidak dirancang sebelumnya.
Seseorang yang berhadapan dengan suasana sulit dan menimbulkan semangat untuk melawan, biasanya kekuatan tersembunyi ini akan keluar sendiri. Orang yang terpojok ketika di depannya ada binatang buas, berkemungkinan menghindar dengan adanya tenaga yang seolah-olah muncul tiba-tiba. Atau ketika seseorang sedang berusaha diserang oleh orang lain, pada saat yang sama muncul emosinya yang meledak-ledak untuk melawan.
Sudah banyak pelatihan untuk mengelola potensi diri mengenai kekuatan tersembunyi ini. Orang-orang yang ikut ingin mendapatkan gambaran mengenai kekuatan seperti apa yang berpotensi ada di dalam dirinya. Orang-orang yang ahli akan membantu seseorang mengetahui potensi kekuatan tersumbunyi diri, sekaligus memberi jalan bagaimana ia dikeluarkan dalam hidup.
Konsepnya sangat sederhana. Berbagai kekuatan tersembunyi yang dimiliki masing-masing ini, selalu dikeluarkan secara terukur untuk mencapai kehidupan berkualitas sepanjang hidup manusia. Kekuatan ini tidak hanya dikeluarkan pada waktu tertentu saja, melainkan sepanjang waktu, untuk mempersiap hidup yang lebih baik.
Untuk membandingkan bagaimana seseorang memiliki kekuatan tersembunyi, saya punya contoh dalam olahraga. Sehari sebelum final All England 2016, sepertinya di pihak Indonesia sudah banyak yang pasrah tidak mendapat gelar apapun. Pebulu tangkis yang diperhitungkan justru rontok di tengah jalan. Hingga akhirnya, pada kompetisi itu, hanya menyisakan satu pasangan campuran di final. Pasangan ini juga bukan tanpa prestasi. Mereka juga tangguh, hanya saja pasangan yang akan mereka lawan jauh di atas mereka.
Lalu koran menganalisis. Televisi mengundang pengamat untuk mengulas berjilid-jilid. Pasangan campuran Indonesia berada di urutan delapan dunia, diperkirakan tidak bisa menandingi mereka yang di urutan lima. Dengan kalkulasi jumlah pertemuan dan pengalaman menang, peluang sangat kecil. Namun apa yang terjadi? ternyata pasangan dua atlet ini, punya semangat besar untuk menang. Tidak sebatas pada modal latihan dan ketrampilan teknis. Semangat inilah yang membangkitkan kekuatannya berlipat.
Barangkali untuk latihan, mereka sudah melaluinya dengan ketat dan padat. Dengan bermodal sejumlah pelatih yang mendampingi mereka, diyakini bahwa mereka juga mendapatkan ketrampilan permainan yang tidak sedikit. Mereka didampingi berbulan-bulan agar mereka fokus pada apa yang ingin dicapai.
Sekiranya ditilik lebih dalam, dua hal ini (latihan dan ketrampilan), belumlah cukup. Hal ini sangat disadari oleh siapapun. Setiap atlet membutuhkan keberanian dan semangat. Mereka tak boleh kuyu ketika berada di tengah lapangan yang ditonton banyak orang, dengan puluhan juta mata lewat televisi. Demikian juga dengan semangat, walau dengan kalkulasi peluang yang kecil, tidak boleh mereka memperlihatkan posisi mereka yang inferior.
Barangkali inilah yang dilakukan oleh Praveen Jordan dan Debby Susanto ketika melawan Joachim Fischer dan Christinna Pedersen dari Denmark. Pasangan yang disebut terakhir, berada di urutan 5 dunia.
Pertandingan 13 Maret 2016 itu, dimenangkan pasangan Indonesia dua set langsung dengan angka meyakinkan: 21-12 dan 21-17. Sebenarnya tidak mudah mencapai angka yang berbeda demikian, apalagi pada putaran final, di mana semua atlet berusaha untuk mengeluarkan semua energi yang dimiliki. Semua berpandangan bahwa babak final ini adalah tangga terakhir yang tidak boleh menyisakan energi. Sebesar apapun energi, ketika dikeluarkan, maka tidak berpengaruh karena mereka akan mengakhiri kompetisi.
Saya yakin hanya orang-orang yang yakin akan usaha sampai saja yang bisa mencapai hasil seperti ini. Orang yang tidak yakin akan mencapai hasil yang diimpikan, berimplikasi kepada kekuatan yang dikeluarkan. Dalam berjuang pun, orang yang tipe begini, hanya akan berjuang setengah-tengah. Orang yang hanya berjuang setengah-tengah, tidak merasa gelisah akan hasil yang diinginkan.
Hasil yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana mereka mencapainya. Orang yang yakin dari awal, dengan perjuangan dan usaha yang keras, ketika mencapai hasil, akan dibarengi rasa syukur mendalam. Orang yang demikian akan merasa bahwa apapun yang diinginkan, dengan usaha yang baik, tidak tertutup peluang untuk dicapai.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.