Sinta

Kampus kami sedang diingatkan kembali tenggat waktu untuk memperbaiki informasi publikasi pada akhir Oktober. Pagi ini, saya turut mengingatkan kembali kolega untuk memperhatikan Sinta (science and technology index) masing-masing. Sudah empat tahun, saya dipercayakan untuk …

Kampus kami sedang diingatkan kembali tenggat waktu untuk memperbaiki informasi publikasi pada akhir Oktober. Pagi ini, saya turut mengingatkan kembali kolega untuk memperhatikan Sinta (science and technology index) masing-masing. Sudah empat tahun, saya dipercayakan untuk menjadi salah satu verifikator yang bertugas memverifikasi data dari dosen. Di kampus saya, masing-masing fakultas diwakili seorang verifikator. Selain memverifikasi masing-masing artikel yang masuk ke laman Sinta, tugas lainnya termasuk buku dan berbagai hak kekayaan intelektual. Sinta ini menjadi ruang penyimpanan progress karya seorang dosen, sekaligus memperlihatkan kinerja intelektualnya.

Laman Sinta itu juga termasuk masih baru, yang dikembangkan kementerian. Selain portal yang mengukur kinerja, Sinta juga digunakan untuk tingkatan jurnal. Terkait kinerja ilmu pengetahuan dan teknologi seseorang, melalui Sinta bisa diukur kinerja semua bentuk kekaryaan terkait dengan profesinya. Dalam konteks ini, Sinta memberikan akses terhadap sitasi dan keahlian seseorang. Produktivitas dan keahlian seseorang pada akhirnya bisa diukur dengan baik. Sinta sendiri memberikan analisis berdasarkan hasil identifikasi terkait kekuatan penelitian masing-masing institusi. Hal ini berdampak strategis dalam hal pengembangan kemitraan kolaboratif. Hal lain terkait analisis tren penelitian dan tentu saja, menjadi ruang direktori pakar, yang diawal sudah disebut.

Selain itu, Sinta juga untuk mengukur tingkatan jurnal di Indonesia. Dikenal enam tingkatan jurnal, dari Sinta 1 hingga Sinta 6. Pengukuran ini berdasarkan penilaian atas manajemen pengelolaan dan substansi artikel-artikel jurnal yang sudah berlangsung dari dulu. Hanya saja, sejak 2016, semua proses harus dilakukan berbasis laman. Sebelumnya, penilaian jurnal tersebut dilakukan secara manual, yakni dengan melihat bukti-bukti tertulis. Seiring dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan, jurnal sendiri kemudian menyediakan satu portal khusus. Pada tahun 2018, ditentukan satu standar terkait dengan keberadaan jurnal di semua tempat –selain menyatukan lembaga yang selama ini terpisah dari masing-masing kementerian/badan. Penyatuan ini, sekaligusnya memudahkan proses akreditasi yang berlangsung dalam satu pintu.

Dengan demikian, enam tingkatan jurnal yang ada diperoleh berdasarkan proses akreditasi, yang hasilnya diukur dengan pencapaian angka tertentu. Untuk Sinta 1, ditentukan nilai (angka) yang harus diperoleh mulai 85 hingga 100. Tingkatan Sinta 2, dengan nilai 70 hingga 85. Sinta 3, nilai 60 hingga 70. Sinta 4 pada nilai 50 hingga 60. Sinta 5 dengan nilai 40 hingga 50. Dan Sinta 6 pada nilai 30 hingga 40. Semua nilai ini terakumulasi dari proses penilaian akreditas yang dilakukan, baik manajemen maupun substansi.

Begitulah posisi Sinta, yang idealnya diperhatikan semua dosen, karena posisinya yang sangat penting untuk menggambarkan eksistensi perkembangan record aktivitas akademiknya. Namun dalam kenyataan, hanya sedikit yang peduli untuk hal yang dasarnya kepentingannya sendiri.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

Leave a Comment