Apa yang kita alami, tidak selalu disebabkan kesengajaan orang lain. Orang yang memberi jasa kepada kita, memiliki pemahaman dan pemaknaan suasana secara berbeda-beda. Orang yang satu berbeda dengan orang yang lain. Begitu juga saat semua dikerjakan, berpotensi dilaksanakan secara berbeda.
Sesuatu yang kita terima, dengan demikian, bisa jadi karena anggapan. Sekali lagi, walau sebagian kecil mungkin ada unsur kesengajaan. Dalam berbagai kesempatan, membutuhkan kebesaran hati kita sebagai manusia.
Saya ingin bercerita bagaimana suasana itu terkait dengan transportasi umum. Perkembangan transportasi di Aceh drastis dalam lima tahun terakhir. Ketika saya awal kuliah, bus yang sering dan umum dipakai di Aceh adalah jenis bus tanggung. Jenis bus ini tidak bisa terlalu cepat. Bahkan ketika melewati bukit dan jalan tertentu, bahkan jenis mobil ini seperti merayap. Namun masyarakat memiliki alternatif mobil ini untuk jarak menengah. Waktu yang dibutuhkan juga tergolong lama.
Saya ingat persis bahkan orang kampung punya mobil khusus yang tidak hanya untuk digunakan pulang pergi dari kampung ke lokasi kuliah –dan sebaliknya. Ada bus tertentu yang bahkan digunakan para orang tua untuk mengirimkan sesuatu untuk anaknya. Tak jarang, orang tua bahkan rela menunggu tiap pagi hanya untuk mengirim laut pauk untuk makan siang anaknya, yang menunggu di kota. Tentu bayaran bagi pemilik mobil ini tidak mahal. Dengan banyaknya yang mengirim paket demikian, sopir bus butuh keahlian sendiri untuk mengingat siapa pengirim dan siapa yang akan menjemput.
Begitulah selalu, sebelum kemudian lahir mobil minibus yang lebih kecil dari bus tanggung. Jenis minibus ini kemudian menggunakan pola menjemput calon penumpangnya hingga ke tangga rumah. Dengan kekuatan mesin dan daya jangkau, minibus membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan bus tanggung. Minibus terkenal dengan kecepatan dan keberanian sopirnya, sehingga dari satu kota ke kota lain tidak butuh waktu terlalu lama.
Pada level ini, perkembangan bus antar provinsi juga tampak begitu luar biasa. Jenis bus mewah lahir beruntun. Berbagai merek bus ini bermunculan. Bahkan nama bus yang sebelumnya tidak pernah terdengar pun, kini terbiasa dilihat oleh masyarakat kita. Apalagi untuk kategori bus malam yang tampak sangat mewah-mewah.
Perkembangan ini juga mengiringi dari apa yang berlaku dari minibus. Jenis ini juga semakin berubah. Banyak jenis baru juga bermunculan. Seperti sedang bersaing antara satu dengan yang lain, perusahaan yang memiliki sesuatu yang baru selalu menarik perhatian calon penumpang. Entah apa lagi yang akan terlihat dalam lima atau sepuluh tahun mendatang.
Di luar persoalan perkembangan demikian, ada hal lain yang juga terjadi. Sebagai orang yang sering menggunakan jasa angkutan antar jemput, saya beberapa kali merasakan mereka yang ingkar janji. Ketika mengambil penumpang, mereka mengaku akan mengantar ke tempat tujuan. Namun begitu melihat tempat yang agak jauh, mereka mengerutu. Seperti peribahasa, ketika di laut satu kata, namun ketika sudah di darat, akan lain cerita.
Tentu tak adil kalau saya juga menyebut semua sopir berperilaku demikian. Pada saat yang lain, saya juga pernah punya pengalaman mendapat perlakuan yang sangat baik. Ada sopir yang ketika selesai diantar, mereka minta maaf apabila dalam penggunaan mobil membuat tidak nyaman.
Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.